Contoh Target Audience dari Berbagai Platform Analitik serta Cara Menentukan dan Memanfaatkannya

Contoh Target Audience dari Berbagai Platform Analitik serta Cara Menentukan dan Memanfaatkannya

Admin
search engine optimization Nov 21, 2023
SHARE ON
1701069384_feature-image-edit-14.jpeg

Memahami target audiens sangat penting untuk kegiatan marketing yang lebih efektif. Kali ini kami akan membahas mengenai target audiens yang dapat di track di berbagai platform analitik dan metrik apa saja yang ditampilkan, pilihan targeting audience apa saja yang tersedia pada platform ad network hingga cara menggunakan data audiens yang kamu miliki

Contoh target audiens yang bisa di track dan ditampilkan pada berbagai platform

Berbagai analytic tools menyediakan data mengenai karakteristik audiens yang mengunjungi atau berinteraksi dengan konten kita. Data ini membantu memahami asal visitor, demografi, hingga minat mereka. Berikut contoh target audiens yang tersedia pada masing-masing platform:

1. Google Search Console (GSC)

Data mengenai audiens yang ditampilkan pada Google Search Console diantaranya yaitu:

  • Countries (Negara): GSC menampilkan performa pencarian organik berdasarkan negara asal audiens. Informasi ini membantu mengidentifikasi negara mana yang mendatangkan trafik organik terbanyak dan performance di masing-masing lokasi.
  • Devices (Perangkat): GSC juga mengelompokkan data berdasarkan tipe perangkat yang digunakan pengguna (Desktop, Mobile, Tablet). Ini berguna untuk memahami apakah audiens lebih banyak mengakses melalui ponsel atau desktop, sehingga situs dapat dioptimasi sesuai perangkat utama audiens.

2. Google Analytics (GA)

Data mengenai audiens yang ditampilkan pada Google Analytics (GA) diantaranya yaitu:

  • Lokasi (Negara & Kota): GA menyajikan data geografis pengunjung hingga level negara dan kota. Data ini diperoleh dari IP address pengunjung dan menunjukkan dari mana audiens kamu berasal.
  • Demografi (Jenis Kelamin & Usia): GA (dengan fitur Demographics report diaktifkan) menampilkan distribusi usia dan jenis kelamin pengunjung. Misalnya, persentase audiens pria vs wanita, serta rentang usia dominan (18-24, 25-34, dst).
  • Bahasa: GA mencatat preferensi bahasa pengunjung dari browser-nya (misal: en-US, id-ID)
  • Minat (Interests): GA juga menyajikan minat audiens dalam kategori affinity (ketertarikan jangka panjang seperti “Tech Enthusiasts”, “Travel Buffs”) dan in-market (minat beli jangka pendek seperti “In-market for Smartphones”). Kategori minat ini ditentukan Google dari histori penjelajahan pengguna dan data iklan. Dengan melihat topik minat audiens (misal teknologi, olahraga, kuliner), pemasar dapat menyesuaikan konten atau iklan sesuai minat tersebut.

3. Instagram Analytics (Instagram Insights)

Data mengenai audiens yang ditampilkan pada Instagram Analytics (Instagram Insights) diantaranya yaitu:

  • Usia & Jenis Kelamin: Instagram Insights memberikan demografi follower berupa rentang usia (13-17, 18-24, 25-34, dst) serta distribusi gender (persentase pria vs wanita) dari pengikut akun.
  • Lokasi (Kota & Negara): Insights juga menampilkan lokasi utama followers, seperti 5 kota dan negara teratas di mana follower kamu berada.
  • Waktu Aktivitas: Menunjukkan waktu ketika follower paling aktif di Instagram, baik per jam dalam sehari maupun hari dalam seminggu. Grafik “Most Active Times” ini membantu menentukan jadwal posting optimal – misalnya jika puncak aktivitas pukul 7-9 malam, itulah waktu terbaik mengunggah konten.

4. TikTok Analytics

Data mengenai audiens yang ditampilkan pada TikTok Analytics diantaranya yaitu:

  • Usia & Jenis Kelamin: TikTok menyediakan distribusi demografi follower serupa, yakni persentase penonton perempuan dan laki-laki, serta pembagian follower berdasarkan kelompok usia. Ini memberi gambaran apakah konten kamu lebih digemari kalangan remaja, dewasa muda, atau usia lainnya.
  • Top Territories (Wilayah Teratas): Laporan ini menunjukkan persentase viewer dari masing-masing negara asal followers, misalnya Indonesia 50%, Amerika 20%, dll.
  • Viewer Insights: TikTok Analytics (tab Followers) menampilkan berbagai insight tentang perilaku follower. Termasuk di dalamnya waktu aktif terbanyak dari follower (jam dan hari ketika mereka paling sering menonton konten). Selain itu, TikTok juga dapat menunjukkan konten atau audio trending di kalangan follower kamu. Data informasi ini berguna untuk menjadwalkan posting (posting di jam audiens aktif) dan membuat konten sesuai preferensi mereka.

5. YouTube Analytics

Data mengenai audiens yang ditampilkan pada YouTube Analytics diantaranya yaitu:

  • Usia & Jenis Kelamin: Menampilkan berapa persen viewers berusia 18-24, 25-34, dst, serta komposisi penonton pria vs wanita.
  • Geography (Geografi): YouTube menyediakan data lokasi penonton berdasarkan negara.
  • Device Type (Jenis Perangkat): Laporan ini mengungkap proporsi view dari mobile, desktop, TV, atau tablet. Mengetahui mayoritas penonton menonton via smartphone vs TV, misalnya, dapat memengaruhi format video (durasi, ukuran teks, dll) agar optimal di perangkat tersebut

Baca juga: 21 Program Affiliate Marketing Indonesia Sesuai Industri

Contoh target audiens yang bisa dipilih pada berbagai platform ad network

Platform iklan digital menyediakan berbagai pilihan targeting audiens agar iklan kamu menjangkau orang yang tepat. Berikut kategori target audiens yang tersedia di beberapa platform iklan:

1. Google Ads

Contoh pilihan targeting audiens yang tersedia di Google Ads diantaranya yaitu:

A. Demografi

Google Ads memungkinkan penargetan berdasarkan demografi dasar seperti:

  • Usia
  • Jenis kelamin
  • Status orang tua
  • Pendapatan rumah tangga (tersedia di beberapa negara)

Kamu dapat membuat pengecualian pada target audiens kelompok tertentu, misalnya:

  • Membuat pengecualian pada wanita usia 25-34
  • Mengecualikan kelompok <18 tahun.

B. Minat (Affinity Interests)

Google menyediakan segmen audiens berbasis minat dan hobi jangka panjang, disebut Affinity Audiences. Ini berisi kelompok orang dengan minat atau gaya hidup tertentu yang stabil. Contoh kategori affinity:

  • Technology Enthusiasts
  • Beauty Mavens
  • Travel Buffs

C. In-Market Segments

Ini adalah segmen audiens yang sedang aktif berniat membeli produk/jasa tertentu. Google mengidentifikasi pengguna “in-market” berdasarkan perilaku browsing yang menunjukkan minat beli tinggi dalam kategori spesifik (misal sedang membandingkan produk elektronik). Contoh segmen in-market:

  • In-market for SEO & SEM services
  • In-market for SUV

Menargetkan kelompok ini efektif untuk kampanye konversi, karena mereka dianggap “siap beli”

D. Remarketing (Retargeting)

Google Ads menyediakan segmen “Your data” (sebelumnya disebut Remarketing) untuk menyasar audiens yang sudah pernah berinteraksi dengan bisnis kamu. kamu bisa membuat daftar audiens dari:

  • pengunjung situs web (website audience)
  • pengguna aplikasi
  • penonton YouTube channel kamu
  • customer list (daftar email/telepon pelanggan)

Remarketing memungkinkan iklan kamu muncul kembali kepada orang-orang ini di jaringan Google. Misalnya, menampilkan iklan produk ke pengunjung yang kemarin melihat produk tersebut di website kamu, meningkatkan peluang konversi dari audiens yang sudah kenal brand.

2. Meta Ads (Facebook/Instagram Ads)

Contoh pilihan targeting audiens yang tersedia di Meta Ads (Facebook/Instagram Ads) diantaranya yaitu:

A. Demografi Dasar

Meta Ads (Facebook/Instagram) memiliki pilihan penargetan demografis berdasar informasi profil pengguna. Kamu dapat menargetkan berdasarkan:

  • Lokasi (negara, kota, radius tertentu)
  • Usia
  • Jenis kelamin
  • Bahasa

Ini adalah kontrol utama untuk menentukan broad audience di level Ad Set. Contohnya, jika produk kamu untuk wanita dewasa muda di Indonesia, kamu bisa set lokasi Indonesia, gender wanita, usia 20-35.

B. Interest-based

Meta dikenal dengan penargetan berbasis minat yang rinci. kamu dapat memilih minat spesifik, misal:

  • Travel
  • Kuliner
  • Fashion
  • Teknologi

Targeting berdasarkan minat audien ini berasal dari aktivitas audiens (halaman yang di-like, konten yang diikuti, dsb). Sistem Facebook akan menyasar orang yang dalam profilnya terindikasi memiliki hobi atau ketertarikan tersebut.

C. Behavioral-based

Selain minat, Detailed Targeting Meta juga mencakup kategori perilaku pengguna. Ini termasuk data seperti:

  • kebiasaan pembelian
  • perangkat yang sering digunakan
  • peristiwa kehidupan (misal: baru pindah rumah, baru menikah), dan sebagainya.

Behavioral-based yang tersedia dapat digunakan untuk menyaring audiens dengan ciri aktivitas tertentu (misal pembeli aktif online, pengguna aplikasi tertentu, dll.). Meskipun beberapa pilihan targeting audiens dengan Behavioral-based berkurang efektifnya akibat kebijakan privasi belakangan ini.

D. Custom Audiences

Meta Ads memungkinkan pengiklan membuat Custom Audience, yaitu audiens kustom dari sumber data kamu sendiri. Misalnya:

  • kamu dapat meng-upload daftar email pelanggan
  • membuat audiens dari pixel situs (pengunjung website)
  • orang yang berinteraksi dengan halaman FB/akun IG kamu

Custom Audience ini berguna untuk retargeting di Meta – iklan akan ditampilkan ke orang-orang yang sudah pernah berinteraksi dengan brand kamu di luar platform

E. Lookalike Audiences

Meta menyediakan Lookalike, yaitu audiens yang mirip dengan Custom Audience sumber. Sistem akan mencari orang baru di Facebook/Instagram yang memiliki karakteristik demografi, minat, dan perilaku serupa dengan audiens sumber yang kamu miliki.

Contohnya, kamu punya Custom Audience pelanggan setia sebanyak 1.000 orang, lalu membuat Lookalike 1% di Indonesia – Meta akan menargetkan iklan ke ~1% populasi FB di Indonesia yang profilnya mirip dengan pelanggan kamu tersebut.

Lookalike Audience efektif untuk ekspansi karena menjangkau calon konsumen baru yang kemungkinan besar tertarik bisnis kamu (karena kemiripan dengan existing customer).

3. PropellerAds

Contoh pilihan targeting audiens yang tersedia di PropellerAds diantaranya yaitu:

A. Demografi & Minat

PropellerAds (jaringan iklan pop-under, push, native) memiliki fitur penargetan demografis dan interest. Pengiklan dapat menyaring audiens berdasarkan:

  • Usia: 18–29, 30–49, 50+ tahun
  • Jenis kelamin: pria atau wanita
  • Minat: Sports, Shopping, Finance, iGaming, Dating, Utilities, dll.

Misalnya, jika kamu beriklan game, bisa pilih interest “Gaming” dan demografi pria 18-29 untuk lebih tepat sasaran. (Perlu dicatat bahwa data demografis/minat di PropellerAds berasal dari data perilaku pengguna di jaringan mereka).

B. Other Targeting Options

PropellerAds menyediakan beragam opsi lanjutan untuk mempersempit target audiens. kamu bisa menargetkan berdasarkan:

  • Geolocation: negara, region, kota
  • Platform/Device: Desktop, Mobile
  • Jenis perangkat dan OS: Windows, Android, iOS
  • Browser dan bahasa browser pengguna
  • Tipe koneksi: Wi-Fi, jaringan seluler tertentu
  • Mobile carrier/ISP
  • Waktu (day-parting) dan frekuensi tampilan iklan

Uniknya, PropellerAds juga memungkinkan segmentasi berdasar user activity (tingkat keaktifan pengguna tinggi, medium, rendah di jaringan iklan) untuk menyasar audiens yang lebih engage.

4. Galaksion

Contoh pilihan targeting audiens yang tersedia di Galaksion diantaranya yaitu:

A. Family-friendly content

Galaksion adalah jaringan iklan yang menitikberatkan pada kualitas publisher. Mereka hanya menerima website dengan konten family-friendly (aman untuk semua umur). Artinya iklan kamu akan tampil di situs tanpa konten dewasa/negatif, sehingga audiens yang dijangkau pun cenderung audiens umum yang aman bagi brand.

B. Significant online traffic

Galaksion mensyaratkan publisher memiliki trafik tinggi – minimal ~1.000 audiens unik per hari. Dengan demikian, iklan ditempatkan pada situs-situs yang memang punya audiens signifikan. Bagi advertiser, ini berarti potensi jangkauan yang besar karena inventory Galaksion adalah website bertrafik tinggi.

C. Limited ad clutter

Jaringan ini membatasi jumlah iklan dari platform lain pada satu situs. Galaksion mendorong publisher untuk tidak menumpuk banyak iklan dari berbagai jaringan, demi menjaga kualitas pengalaman audiens dan efektivitas iklan. Bagi advertiser, kebijakan ini meningkatkan visibility karena halaman web tidak penuh sesak iklan – iklan kamu akan lebih menonjol dengan gangguan minim. Secara keseluruhan, Galaksion cocok untuk brand yang menginginkan penempatan iklan di lingkungan situs yang bersih, brand-safe, dan audiens yang terjamin kualitasnya.

5. Adsterra

Contoh pilihan targeting audiens yang tersedia di Adsterra diantaranya yaitu:

A. Demografi

Adsterra (jaringan multi-format: pop, push, native, banner) menyediakan opsi penargetan demografi berupa:

  • Usia
  • Jenis kelamin

B. Interests and Behaviors

Adsterra memiliki fitur Interests targeting, di mana iklan bisa ditarget berdasarkan minat audiens yang dievaluasi dari histori browsing mereka. Misalnya:

  • Audiens yang kerap mengunjungi situs olahraga bisa dimasukkan kelompok sports enthusiasts.
  • Jenis perangkat yang sering dipakai atau koneksi internet audiens

C. Advanced Targeting

Adsterra menawarkan 20+ opsi targeting lanjutan untuk menjangkau audiens spesifik, seperti:

  • Geo-targeting: negara, kota, bahasa
  • Browser yang digunakan
  • Operating System beserta versinya
  • Device type & vendor (merk / tipe ponsel tertentu)
  • Mobile carrier atau Wi-Fi (menarget audiens berdasarkan operator seluler atau koneksi Wi-Fi, bahkan tipe jaringan 3G/4G)
  • Keyword targeting
  • Frequency capping dan jadwal tayang (time/day parting)

6. MGID

Contoh pilihan targeting audiens yang tersedia di MGID diantaranya yaitu:

A. First-Party Data

MGID (jaringan native ads) sangat menekankan pemanfaatan data pihak pertama dalam penargetan audiens pasca-era cookie. Kamu dapat membuat audiens dari data Kamu sendiri – misalnya pelacakan dengan MGID Pixel atas pengguna yang mengunjungi website Kamu, atau audiens dari kampanye MGID terdahulu.

B. Third-Party Data

MGID menyediakan opsi penargetan berbasis data demografi dan minat dari third-party data providers. Kamu bisa menarget sesuai kategori demografi (usia, gender, dll) atau interest tertentu yang disuplai oleh mitra data MGID (contoh mitra: Eyeota, Affinity Answers). Perlu dicatat, penggunaan data pihak ketiga ini dikenakan biaya tambahan per impresi/klick – misal sekitar $0.05 per klik akan ditambahkan jika memakai segment data premium seperti dari Eyeota.

C. Segmen Audiens MGID-Specific

MGID juga memiliki kemampuan Contextual Targeting cerdas berbasis AI. Mereka menganalisis konteks konten pada publisher untuk menarget iklan secara kontekstual tanpa menggunakan cookie. MGID juga mengKamulkan behavioral profiles pengguna di jaringannya sendiri (tanpa melanggar privasi) untuk menciptakan segmen audiens. Dengan kata lain, MGID bisa menarget audiens berdasarkan kategori konten yang dibaca atau interaksi pada widget native ads mereka (in-feed recommendations), menciptakan segmen unik milik MGID.

Saat menggunakan fitur audiens MGID, perhatikan ketersediaan segmen per geo – beberapa data demografis/minat pihak ketiga mungkin hanya tersedia di negara tertentu (karena kepadatan data yang cukup). Juga, ada biaya data seperti disebutkan sebelumnya jika memakai 3rd party segments premium.

MGID telah berintegrasi dengan platform seperti LiveRamp untuk membantu onboarding data first-party advertiser ke dalam penargetan MGID. Secara keseluruhan, pendekatan MGID memadukan data first-party advertiser dengan data tambahan (third-party + contextual) untuk memastikan penargetan tetap efektif di era privasi tinggi.

7. BuySellAds

Contoh pilihan targeting audiens yang tersedia di BuySellAds diantaranya yaitu:

A. Targeting Dasar

BuySellAds (BSA) beroperasi sebagai marketplace yang menghubungkan advertiser dengan publisher secara langsung. Penargetan di BSA bersifat kontekstual dan teknis sederhana. Advertiser dapat memilih penempatan iklan di situs/web yang relevan dengan audiens yang dituju (misal situs teknologi untuk menyasar programmer). Selain itu, BSA menawarkan penyaringan dasar berupa geografi (negara/kota berdasar IP), browser & OS (berdasar user agent), dan segmentasi kanal konten. “Segment” di sini mengacu pada kategori publisher (misal cluster situs bertema desain grafis, atau paket iklan di jaringan podcast tertentu).

BSA tidak melakukan profiling mendalam pengguna berdasarkan interest atau behavior untuk menjaga privasi, BuySellAds (BSA) hanya menggunakan data minimal yang diperlukan untuk penayangan iklan dan pelaporan.

B. Pendekatan Kontekstual

BuySellAds memiliki katalog publisher di berbagai niche (desain, teknologi, bisnis, dll) dan format (banner, newsletter, podcast ads). Jadi, daripada menarget langsung demografi pengguna, Kamu dapat menarget melalui konteks situs/media yang dipercaya sudah mengumpulkan audiens segmen tersebut. Hasilnya adalah iklan yang tampil secara native di lingkungan yang audiens anggap relevan, dengan gangguan minimal (iklan BSA dikenal ad-block friendly karena non-intrusive).

8. AdNow

Contoh pilihan targeting audiens yang tersedia di AdNow diantaranya yaitu:

A. Targeting Teknis

AdNow adalah jaringan native ads dengan fokus pada konten rekomendasi. Opsi penargetannya relatif terbatas dan mirip dengan jaringan iklan lain dalam hal teknis. kamu dapat menarget berdasarkan:

  • Geo (negara hingga kota)
  • Device (Desktop vs Mobile)
  • Operating System & Browser
  • Jenis koneksi & Operator seluler

Menurut beberapa pengguna, AdNow menyediakan pilihan segmentasi demografis sederhana seperti kelompok usia dan gender, namun tidak sekomprehensif platform besar. Sederhananya, AdNow lebih mengkamulkan penempatan iklan secara kontekstual di jaringan publisher mereka daripada profil behavior user yang mendalam.

B. Profil Audiens & Inventory

Secara global, AdNow diketahui memiliki banyak situs publisher di kategori hiburan, gaya hidup, kecantikan, dan berita. Data di situs resminya menunjukkan komposisi audiens jaringan AdNow sekitar 65% perempuan dan 35% laki-laki, dengan pembagian perangkat ~60% desktop vs 40% mobile.

Topik populer mencakup beauty, kesehatan, weight loss, e-commerce, dan konten viral. Bagi advertiser, ini berarti AdNow cocok untuk produk yang menyasar audiens umum, terutama wanita, dalam kategori tersebut.

Kamu tidak bisa, misalnya, menarget interest spesifik seperti “automotive” di AdNow secara langsung, tetapi kamu bisa memasang iklan di situs-situs yang mayoritas kontennya otomotif. Dengan advanced targeting options seperti geo/device, setidaknya iklan kamu hanya muncul pada audiens di lokasi dan platform yang diinginkan.

Baca juga: 4 Affiliate Marketing Financial Services dengan Komisi Besar

Cara Menentukan Target Audiens

Menentukan target audiens yang tepat menjadi bagian dari strategi marketing agar promosi lebih efektif. Berikut dua pendekatan utama dalam mengidentifikasi target audiens:

A. Berdasarkan Data / Performa Akun Sendiri

Analisis data dari akun sendiri adalah cara pertama dan paling mudah untuk didapatkan datanya. Perhatikan metrik dari berbagai platform yang kamu gunakan (website, media sosial, iklan) untuk melihat siapa yang tertarik dengan brand kamu saat ini. Misalnya:

1. Data Website / Analytics

Perhatikan demografi pengunjung (usia, gender), lokasi terbanyak, halaman yang paling lama dilihat, hingga sumber trafik utama. Sebagai contoh, kamu mungkin menemukan 70% pengunjung situs kamu berusia 18-25 dan menghabiskan waktu lama di halaman produk gaming. Itu indikasi audiens inti kamu adalah gamer muda.

2. Data Media Sosial

Cek insight dari akun Instagram, Facebook, TikTok, YouTube kamu. Platform-platform tersebut (seperti telah diuraikan di atas) memberi tahu demografi follower atau penonton konten kamu. Identifikasi pola – misal ternyata followers IG kamu didominasi wanita 25-34 dari Jakarta, atau viewers YouTube kamu 80% pria. Ini membantu mempertegas segmen yang harus kamu targetkan. Selain demografi, lihat juga engagement tertinggi pada konten mana; jika video tutorial A mendapat share terbanyak dari kelompok usia tertentu, berarti itulah audiens prospektif kamu.

3. Perilaku Pelanggan/Penjualan

Selain data digital, analisis juga data penjualan atau pelanggan kamu. Profilkan pelanggan terbaik saat ini: usia, pekerjaan, minat, bagaimana mereka menemukan kamu, dan produk apa yang paling mereka sukai. Misal, jika bisnismu aplikasi edukasi dan 60% pelanggan berbayar adalah mahasiswa, maka mahasiswa itulah target utama.

4. Gunakan Tools Tambahan

kamu bisa memanfaatkan alat seperti Google Search Console untuk memahami dari negara mana dan dengan menggunakan perangkat apa orang mencari kamu, atau fitur audience insight dari iklan (Facebook Audience Insights dulu, kini terbatas) untuk melihat karakteristik orang yang sudah terjangkau iklan kamu. Intinya, kumpulkan sebanyak mungkin informasi dari performance akun sendiri. Elaborasi semua informasi data yang dimiliki untuk mendapatkan gambaran audiens yang paling mungkin menjadi sasaran empuk.

Dengan langkah-langkah di atas, kamu menyusun persona audiens dari basis data nyata. Contohnya, data menunjukkan audiens terbanyak kamu: Wanita 25-34, minat fashion, domisili kota besar, sering online malam hari. Maka profil itulah target audience yang dapat kamu jadikan fokus.

B. Berdasarkan Data Eksternal dan Kompetitor

Jika kamu baru memulai atau ingin berekspansi, menganalisis audiens kompetitor dapat memberi petunjuk berharga. Caranya antara lain:

1. Pantau Media Sosial Kompetitor

Lihat akun Instagram, Facebook, atau Twitter pesaing di niche yang sama. Perhatikan siapa yang mengikuti dan berinteraksi dengan konten mereka. Amati komentar-komentar di setiap posting kompetitor – dari situ kamu bisa menilai profil audiens mereka.

Kelebihan lain, dengan membaca komentar kamu dapat menemukan keluhan atau kekurangan layanan kompetitor, yang bisa menjadi celah bagi bisnis kamu untuk menarik audiens tersebut dengan menawarkan solusi yang lebih baik.

2. Periksa Website dan Forum

Pada website kompetitor mungkin kita akan kesulitan untuk mencari informasi mengenai audiens mereka karena memang dari behaviour user yang jarang memberikan komentar atau feedback di website (biasanya orang lebih suka berinteraksi di social media).

Oleh karena itu, mungkin kamu dapat mencari informasi mengenai audiens di forum atau komunitas online (misal Kaskus, Reddit) yang mention tentang produk kompetitor dan melihat siapa yang membicarakannya.

3. Gunakan Tools Analisis Pesaing

Terdapat tool seperti SimilarWeb, SEMrush Audience Insights, atau Social Blade (untuk YouTube) yang kadang memberi estimasi demografi pengunjung situs kompetitor atau subscriber mereka. Namun yang perlu kamu ingat mengenai data dari tools pihak ketiga ini kamu hanya dapat menggunakan untuk perkiraan saja. Coba saja kamu bandingkan data audiens atau performance dari tools tersebut dengan data Google Analytics (untuk website) atau Instagram Analytic dari akun kamu, hasilnya kemungkinan besar akan berbeda.

4. Benchmark Industri

Lihat studi atau laporan industri untuk kategori bisnis kamu. Seringkali ada riset umum tentang profil konsumen di industri tersebut. Misal, laporan menunjukkan “90% pembeli skincare online adalah wanita milenial” – meski bukan data spesifik kompetitor, ini membantu menentukan target broad.

5. Pelajari Strategi Konten / Iklan Kompetitor

Perhatikan bagaimana kompetitor memasarkan produknya: platform apa yang mereka serius garap, jenis iklan yang dibuat, tone dan pesan yang dipakai. Ini memberi petunjuk tak langsung siapa audiens yang mereka bidik.

Baca juga: Cara Hasilkan 1 Juta dari Finance Affiliate dengan Iklan Facebook

Cara Memanfaatkan Data Informasi Target Audiens

Setelah mengumpulkan data audiens, langkah selanjutnya adalah memanfaatkannya dalam strategi pemasaran. Baik kamu berperan sebagai advertiser atau internet marketer maupun publisher atau creator, insight audiens dapat dijadikan acuan keputusan. Berikut beberapa cara pemanfaatannya:

A. Sebagai Advertiser atau Internet Marketer

Sebagai pengiklan, data audiens membantu kamu menargetkan kampanye ke orang yang tepat dan memilih kanal pemasaran yang efektif:

1. Menentukan Penempatan Iklan & Kolaborasi

Mengetahui demografi dan minat audiens ideal memandu kamu memilih di mana beriklan. Misalnya, jika target audiens kamu adalah ibu-ibu muda, kamu mungkin lebih sukses pasang iklan di Facebook/Instagram daripada di Twitter. Data audiens juga berguna dalam kolaborasi dengan publisher atau influencer. Contohnya melalui platform affiliate marketing seperti Accesstrade, kamu dapat mencari publisher (blogger/website) yang audiensnya matching dengan target kamu untuk diajak kerjasama promosi.

Jika data menunjukkan audiens kamu suka konten teknologi, kamu bisa kolaborasi dengan blogger teknologi yang punya traffic tinggi di segmen tersebut. Kolaborasi ini memastikan iklan/produk kamu dipromosikan ke audiens yang relevan, sehingga konversi lebih tinggi.

2. Pengoptimalan Targeting Iklan Digital

Saat membuat campaign di Google Ads, Meta Ads, dll, manfaatkan insight audiens untuk mengatur parameter targeting. Data dari analytics (usia, lokasi, minat) bisa langsung diaplikasikan ke setting iklan. Sebagai contoh, jika insight menunjukkan pelanggan terbanyak adalah pria 18-25 penyuka game, kamu bisa mengatur iklan Google Ads hanya tampil untuk demografi tersebut dan menambahkan kata kunci atau placements terkait gaming. Ini meningkatkan relevansi iklan dan mengurangi budget iklan ke audiens non-prospektif.

3. Personalisasi Pesan Iklan

Selain menyasar who (siapa targetnya), data audiens juga membantu menentukan what – pesan apa yang disampaikan. Ketahui pain point dan preferensi audiens dari datanya. Misal, audiens kamu banyak yang mengomentari butuh harga terjangkau; maka materi iklan bisa ditekankan ke promo diskon. Personalisasi copy dan kreatif iklan sesuai karakter audiens (bahasa yang mereka pakai, referensi budaya populer yang mereka kenal) akan lebih engaging.

4. Mengukur dan Menyesuaikan Strategi

Terakhir, treat data audiens sebagai kompas untuk evaluasi. Pantau metrik iklan tersegmentasi (CTR, konversi per demografi, dll). Apabila ternyata segment usia 25-34 performanya paling bagus (CTR tinggi, CPA rendah) dibanding segmen lain, alihkan budget lebih ke segmen itu. Jadi, penggunaan data audiens adalah proses berkelanjutan: mulai dari perencanaan hingga optimasi berjalan.

Intinya, bagi advertiser atau internet marketer, informasi audiens memungkinkan pemasaran yang tertarget dan efisien – baik melalui pemilihan channel, kerjasama dengan pihak yang memiliki audiens serupa, maupun pengaturan detail di platform iklan agar tepat sasaran dan pesan yang sesuai.

B. Sebagai Publisher atau Creator

Sebagai publisher atau pemilik media (blog, situs berita, kanal YouTube, akun medsos besar), data audiens adalah aset berharga untuk mengembangkan jangkauan dan monetisasi konten:

1. Pengembangan Konten yang Tepat Sasaran

Insight audiens memberi tahu kamu konten seperti apa yang disukai. Gunakan data tersebut untuk merencanakan konten ke depan. Misal, analytic menunjukkan audiens kamu memiliki minat tinggi pada topik “travel budget” (terlihat dari artikel dengan pageviews paling tinggi dan waktu baca lama). kamu bisa fokus membuat lebih banyak konten sejenis, karena itulah yang audiens cari.

Demografi juga berperan, jika mayoritas pembaca blog kamu usia 18-24, style penulisan bisa dibuat lebih santai dan topik yang relevan untuk umur tersebut. Konten yang align dengan minat audiens cenderung mendatangkan traffic lebih tinggi dan loyalitas pembaca.

2. Menyusun Media Kit & Menarik Pengiklan

Advertiser cenderung tertarik memasang iklan di media kamu apabila audiensnya sesuai target market mereka. Jadi, gunakan data audiens untuk memposisikan nilai media kamu di mata calon advertiser. Sebagai contoh, situs kamu traffic-nya 500 ribu/bulan dengan 60% usia <30 – brand yang menyasar kaum muda akan menganggap ini peluang bagus.

3. Boosting Konten lewat Iklan Berbayar

Data audiens juga dapat dipakai untuk memperluas jangkauan konten kamu melalui iklan. Contohnya, Facebook menawarkan fitur Boost Post di mana kamu bisa mengiklankan konten posting agar dilihat lebih banyak orang. Di sini, kamu bisa menarget orang-orang yang mirip dengan audiens kamu saat ini.

Misalnya, kamu memiliki artikel yang performanya bagus di situs. kamu bisa menjalankan kampanye iklan (di Facebook atau Google Display) menarget lookalike audience dari pengunjung situs kamu, atau menarget interest yang sesuai profil pembaca kamu. Dengan begitu, konten kamu di-boost kepada orang-orang yang kemungkinan besar tertarik (karena karakternya mirip audiens existing). Contoh konkretnya, jika kamu publisher situs kuliner dengan audiens mayoritas ibu-ibu di kota besar, kamu dapat menjalankan iklan Facebook yang mempromosikan artikel “Resep MPASI” ke kelompok wanita 25-40 di area urban dengan interest parenting. Strategi boosting berbayar ini, bila menggunakan data audiens, akan lebih efektif mendatangkan pembaca baru yang relevan, yang berpotensi menjadi follower atau subscriber tetap.

4. Retargeting Pengunjung untuk Meningkatkan Engagement

Selain mendorong konten ke audiens baru, publisher bisa memanfaatkan data untuk retargeting audiens lama. Misal, menggunakan pixel iklan, kamu membentuk segment “pengunjung yang membaca kategori teknologi >3 kali”. Lalu kamu bisa retarget mereka dengan iklan konten terkait (contoh: promosikan newsletter teknologi kamu). Karena mereka sudah menunjukkan minat, kemungkinan mereka mau berlangganan lebih tinggi. Ini membantu meningkatkan retensi audiens dan pageviews per visitor.

5. Mengoptimalkan User Experience

Data audiens juga mencakup preferensi platform. Jika data menunjukkan 80% trafik kamu via mobile, pastikan situs kamu mobile-friendly (cepat, layout rapi di layar kecil). Atau jika mayoritas audiens datang jam tertentu, jadwalkan publikasi konten baru sedikit sebelum jam tersebut untuk menangkap atensi mereka. Dengan memenuhi kebutuhan audiens yang terlihat dari data, kamu menjaga mereka betah dan mau kembali.

Mencari informasi mengenai data audiens di berbagai platform analitik dan iklan memberi pengetahuan mendalam tentang siapa yang berinteraksi dengan brand atau konten kamu. Dengan memahami karakteristik audiens dari Google Search Console, Google Analytics, Instagram, TikTok, YouTube, hingga memanfaatkan opsi targeting di Google Ads, Meta Ads, PropellerAds, Galaksion, Adsterra, MGID, BuySellAds, dan AdNow, internet marketer dan creator dapat merumuskan strategi yang tepat sasaran.

Hasilnya, campaign pemasaran bisa lebih efisien, konten lebih relevan, dan kolaborasi antara advertiser-publisher lebih menguntungkan karena keduanya sama-sama memahami audiens yang dituju. Dengan kata lain, data audiens adalah kunci untuk membuka komunikasi yang tepat antara bisnis kamu dan orang-orang yang memang ingin kamu layani.

Referensi:

  • sistrix.com: Google Search Console – Laporan negara & perangkat membantu mengetahui asal trafik organik dan jenis perangkat pengunjung
  • analyticsmania.com: Google Analytics 4 – Menyediakan data demografis (usia, gender), lokasi, bahasa, serta minat audiens website
  • shopify.com: Instagram Insights – Menampilkan demografi follower (usia, gender), lokasi teratas, dan waktu aktivitas tersibuk
  • buffer.com: TikTok Analytics – Memberikan info usia, gender follower, negara teratas, serta jam aktif audience untuk konten Anda
  • searchenginejournal.com: YouTube Analytics – Menunjukkan data demografis penonton (usia, gender, lokasi) dan kini juga dilengkapi metrik perangkat yang digunakan untuk menonton
  • support.google.com: Google Ads – Opsi penargetan meliputi demografi (usia, gender, parental status, dll)
  • wordstream.com: Meta Ads (Facebook/Instagram) – Menawarkan penargetan demografis dasar (usia, lokasi, gender)
  • optmyzr.com: detailed targeting berbasis minat dan perilaku pengguna FB/IG
  • adroll.com: serta Custom Audience dan Lookalike Audience untuk retargeting dan ekspansi audiens
  • afflift.com: PropellerAds – Menyediakan berbagai filter audiens: geo, platform, OS, browser, koneksi, carrier, frekuensi, hingga segment Demographic & Interests (usia, gender, kategori minat)
  • mobidea.com: Galaksion – Jaringan iklan dengan standar publisher ketat: hanya menerima situs berkonten ramah keluarga, trafik tinggi (≥1000 visitor/hari), dan minim iklan lain di halaman
  • adsterra.com: Adsterra – Menyajikan opsi targeting lengkap: demografi (usia & gender)
    help.mgid.com: MGID – Memungkinkan penggunaan data audiens first-party (dari pixel/campaign sendiri)
  • buysellads.com: BuySellAds – Mengutamakan contextual targeting melalui pemilihan situs/publisher. adnow.com: AdNow – Jaringan native ads dengan targeting utama mencakup geo, device, OS, browser, koneksi, dsb
  • majoo.id: Demografi audiens jaringan AdNow cenderung umum (banyak segment wanita di kategori lifestyle) dan penargetan demografi langsung relatif terbatas.
.
Prima Hidayat
Affiliate Specialist
Aktif melakukan A/B testing dan study case untuk menemukan strategi efektif dalam menghasilkan konversi yang tinggi dan stabil dari campaign affiliate marketing.
Artikel Terkait