Baru Mau Jadi Afiliator di IG? Baca Ini Dulu Sebelum Terlambat!

Baru Mau Jadi Afiliator di IG? Baca Ini Dulu Sebelum Terlambat!

Admin
affiliate marketing May 30, 2025
SHARE ON
1749106592_feature-image-edit-25.jpg

Sebelum mulai ngejar komisi dari link afiliasi, pastikan dulu akun Instagram kamu udah siap tempur. Akun yang asal-asalan, nggak aktif, atau nggak konsisten branding-nya bakal susah dipercaya, apalagi diklik.

1. Optimasi Profil: Bio Menarik, Foto Profesional

Bio adalah etalase pertama yang dilihat orang. Jadi, pastikan kamu:

  • Gunakan foto profil yang jelas dan merepresentasikan personal brand kamu.
  • Tulis bio yang singkat tapi powerful, misalnya: “Rekomendasi jujur dari pengguna langsung. Link ada di bawah!”
  • Tambahkan CTA dan tautan di bio (pakai tools kayak Linktree atau Koji biar bisa tampilkan banyak link sekaligus).

Ingat, kesan pertama di profil bisa jadi penentu apakah seseorang lanjut follow dan klik atau skip begitu aja.

2. Beralih ke Akun Kreator atau Bisnis (Jika Perlu)

Kalau kamu serius jadi afiliator, pertimbangkan banget buat beralih ke akun kreator atau bisnis. Kenapa? Karena dua jenis akun ini punya fitur-fitur yang bisa bantu kamu tumbuh lebih cepat dan kelihatan lebih kredibel di mata audiens maupun brand.

Beberapa manfaat utamanya:

  • Akses Insight: Kamu bisa lihat data performa konten seperti reach, impression, profile visit, hingga demografi audiens. Ini penting buat analisis mana konten yang paling efektif untuk promosi produk afiliasi.
  • Tambah Tombol Kontak: Bisa tambah email, nomor WhatsApp, atau tombol DM otomatis, yang bikin komunikasi sama followers atau brand makin gampang.
  • Tampil Lebih Profesional: Brand yang mau kerja sama biasanya lebih percaya ke akun kreator/bisnis karena kelihatan lebih serius dan tertata.

Ibarat kamu jualan di pasar, akun biasa itu kayak gelar lapak di emperan, sementara akun kreator itu kayak punya kios kecil dengan etalase rapi dan label harga. Lebih meyakinkan, kan?

Tenang aja, dari segi tampilan ke followers, perbedaannya hampir nggak kelihatan. Kamu juga tetap bisa setting privasi sesuai kenyamanan.

3. Menemukan Niche dan Produk yang 'Kamu Banget'

Affiliate marketing di Instagram akan jauh lebih efektif kalau kamu benar-benar paham apa yang kamu sukai, kuasai, dan bisa ceritakan dengan antusias. Karena pada dasarnya, promosi produk di media sosial bukan cuma soal ngasih tahu orang bahwa produk itu ada—tapi gimana kamu bisa bikin mereka merasa butuh, percaya, dan akhirnya tertarik beli lewat kamu.

Ibaratnya kamu lagi rekomendasiin film ke temen. Kalau kamu beneran nonton dan suka, kamu pasti bisa jelasin jalan ceritanya, kenapa seru, dan kenapa cocok buat ditonton weekend ini. Tapi kalau kamu sendiri nggak nonton, paling cuma bisa bilang, "Kata orang sih bagus," yang jelas nggak meyakinkan.

Begitu juga dengan affiliate marketing. Kalau kamu bingung produk itu buat apa, gimana mungkin kamu bisa bikin konten yang meyakinkan? Di sinilah pentingnya memilih niche dan produk yang memang sesuai dengan minat dan keahlian kamu, supaya semua promosi yang kamu buat terasa alami, jujur, dan powerful.

3.1. Sesuaikan dengan Minat dan Keahlianmu

Sebelum kamu lanjut ke proses pemilihan produk atau platform afiliasi, pastikan kamu sudah punya 'pegangan' berupa niche yang sesuai dengan kepribadian dan keahlianmu. Karena konten yang paling kuat adalah konten yang dibuat dengan rasa antusias dan pemahaman mendalam. Nah, bagian ini akan bantu kamu gali lebih dalam tentang siapa dirimu sebagai kreator, dan arah mana yang paling cocok kamu ambil untuk mulai membangun kredibilitas sebagai afiliator.

Tanya ke diri sendiri:

  • Topik apa yang bikin kamu semangat banget kalau dibahas? Beauty, gadget, makanan, parenting, olahraga, atau hal-hal lain?
  • Apa kamu punya pengalaman nyata, skill, atau cerita pribadi di bidang itu?
  • Konten seperti apa yang paling sering kamu konsumsi dan nikmati buat dibagikan lagi ke orang lain?

Misalnya, kamu suka banget eksplor skincare lokal dan sering update soal ingredients-nya, review produk, atau bandingin tekstur—itu udah jadi tanda kuat kalau niche kamu ada di beauty/skincare. Atau mungkin kamu jago ngulik gadget dan selalu update soal charger tercepat dan laptop paling tahan banting—nah, itu bisa kamu kembangin jadi konten teknologi.

Ibaratnya kamu buka warung makan—pasti lebih enak masak menu yang kamu suka dan sering makan sendiri. Karena kamu tahu rasa idealnya, tahu bahan-bahan yang bagus, dan bisa jelasin ke pelanggan dengan percaya diri. Sama kayak jadi afiliator: niche yang kamu paham dan suka akan bikin kamu lebih gampang nyusun narasi dan bangun audiens loyal.

3.2. Pahami Kebutuhan Audiensmu

Kamu nggak bisa promosiin produk cuma karena komisinya gede. Harus relevan dengan siapa yang ngeliat kontenmu. Misalnya, kalau mayoritas followers kamu adalah mahasiswa, promosiin software akuntansi premium mungkin bakal diabaikan. Tapi kalau kamu rekomendasiin alat bantu belajar, lampu belajar aesthetic, atau power bank buat anak kos—itu jauh lebih nyambung dan berpotensi diklik.

Coba bedah audiensmu lewat fitur Insight di Instagram. Lihat:

  • Umur: Apakah followers kamu mayoritas Gen Z, milenial, atau di atas 35 tahun?
  • Lokasi: Dominasinya di kota besar atau daerah?
  • Jenis kelamin: Lebih banyak perempuan atau laki-laki?
  • Waktu aktif: Mereka paling sering aktif jam berapa?
  • Konten favorit: Postingan atau story apa yang paling banyak dapet reaksi?

Dari situ, kamu bisa menyesuaikan produk yang kamu pilih dan cara kamu menyampaikan kontennya. Misalnya:

  • Kalau audiens kamu kebanyakan cewek 18–24 tahun yang suka konten skincare, kamu bisa pilih produk beauty dengan tone konten yang fun, personal, dan visually engaging.
  • Kalau audiens kamu dominan cowok 25–34 tahun yang sering interaksi di konten unboxing, kamu bisa fokus di produk gadget atau otomotif.

Intinya, kenali siapa yang kamu ajak bicara, supaya setiap konten kamu punya 'klik' yang lebih tinggi dan hasilnya lebih maksimal.

Bergabung dengan Program Afiliasi: Pilih yang Terpercaya

Kalau profil dan niche udah siap, saatnya cari “dapur cuan”-nya—yaitu program afiliasi. Di sinilah kamu bakal dapet link unik untuk tiap produk yang kamu promosikan. Tapi ingat, jangan asal gabung. Pilih platform yang nggak cuma populer, tapi juga terpercaya, punya sistem transparan, dan mendukung pertumbuhan kreator.

Riset Program Afiliasi Populer dan Terpercaya

Beberapa platform afiliasi terpercaya dan populer di Indonesia antara lain:

  • Accesstrade – Salah satu platform afiliasi terbesar di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Accesstrade punya ratusan brand dari berbagai industri mulai dari e-commerce, finance, travel, hingga lifestyle. Kelebihannya adalah sistem tracking yang stabil, komisi kompetitif, dan dukungan manajer afiliasi untuk kreator pemula hingga profesional. Cocok buat kamu yang pengen naik level dalam dunia affiliate marketing.
  • Shopee Affiliate
  • Tokopedia Affiliate
  • Sociabuzz Store
  • Impact

Sebelum gabung, cek reputasinya, jenis brand yang mereka naungi, kemudahan dalam mengambil link, serta fleksibilitas sistemnya. Semakin banyak pilihan produk dari brand terpercaya dan sesuai niche kamu, semakin besar peluang untuk menghasilkan konversi yang maksimal.

Perhatikan Skema Komisi dan Syarat Ketentuan

Setiap program punya sistem komisi yang beda:

  • Ada yang berbasis penjualan (CPS)
  • Ada yang berbasis klik (CPC)
  • Ada juga campuran

Pahami:

  • Minimum payout
  • Durasi tracking cookies
  • Apakah ada biaya admin atau tidak

Dengan tahu semua ini dari awal, kamu bisa lebih strategis dalam bikin konten dan memilih produk.

Siap mulai? Yuk beresin dulu akun IG kamu, temukan niche yang paling kamu kuasai, dan daftar ke program afiliasi yang terpercaya. Karena di dunia afiliasi, langkah kecil yang konsisten jauh lebih ngasih hasil daripada cuma mikir tapi nggak mulai-mulai. ?

 

.
Muhammad Harist
Affiliate Specialist
Muhammad Harist telah menjadi SEO Specialist di Accesstrade selama 1 Tahun. Spesialisasinya adalah di Research & Development, Project Management serta Data Analytics. Selain itu, dia memfokuskan pekerjaannya untuk melakukan A/B testing dan membuat study case menghasilkan konversi yang tinggi dan stabil dari campaign affiliate marketing.
Artikel Terkait