Strategi Scaling Campaign: Panduan Naik dari Budget Harian Rp50rb ke Rp500rb dengan Efektif

Banyak pengiklan pemula memulai kampanye digital mereka dengan budget harian kecil biasanya sekitar Rp50.000. Namun, ketika kampanye mulai menunjukkan performa yang menjanjikan, pertanyaan besar pun muncul “Gimana caranya naikin budget iklan tanpa bikin performa drop?”, itu adalah scaling campaign.
Panduan ini secara khusus membahas praktik di platform Meta (Facebook & Instagram): mulai dari struktur Campaign–Ad Set–Ad, optimasi berdasarkan metrik CTR/CPM/CPA, hingga cara menaikkan budget tanpa memicu learning phase berulang.
Scaling campaign bukan cuma soal menambah anggaran. Jika dilakukan sembarangan, bisa menyebabkan impression drop, CTR jeblok, bahkan konversi anjlok. Jadi, penting buat kamu memahami langkah demi langkah untuk melakukan scaling dengan aman dan menguntungkan di ekosistem Meta Ads.
Memahami Konsep Scale-Up vs Scale-Out
Sebelum melakukan scaling, kamu harus memahami dua metode utama yaitu scale-up dan scale-out.
Scale-Up
Metode ini berarti kamu menaikkan budget pada ad set yang sudah perform. Misalnya dari Rp50.000 menjadi Rp100.000 secara bertahap. Cocok untuk kampanye yang stabil dan sudah menghasilkan konversi.
Scale-Out
Di sisi lain, scale-out dilakukan dengan menduplikasi ad set, lalu menargetkan audience yang sedikit berbeda. Ini membantu kamu mengurangi risiko audience fatigue.
Jadi, sebagai affiliator kamu perlu mengetahui kapan untuk scale-out dengan mencari audiences yang sedikit berbeda atau menambahkan budget sehingga konversi meningkat.
Baca juga: Cara Membuat Campaign yang Menarik
Memilih Struktur Campaign: Kapan Pakai ABO vs CBO?
ABO (Ad Set Budget Optimization) adalah pengaturan di mana budget ditaruh di level Ad Set. Kamu mengendalikan berapa rupiah yang masuk ke tiap audience. Cocok saat fase testing (budget kecil, 50–150rb/hari/campaign), saat kamu butuh kontrol ketat per audience/placement, atau ketika menjalankan retargeting berukuran kecil agar tidak kalah distribusi.
CBO (Campaign Budget Optimization) menaruh budget di level Campaign, lalu Meta akan mendistribusikan dana otomatis ke ad set yang berpotensi memberi hasil terbaik. CBO unggul untuk scale: campaign sudah punya pemenang (winner) yang stabil dan kamu ingin mengejar volume (300–500rb/hari) dengan efisiensi, terutama untuk broad audience dan lookalike.
Kapan Pakai ABO?
- Hari 1–7 (Testing): Uji 2–4 ad set berbeda (interest vs behavior vs lookalike kecil), masing?masing 2–3 kreatif. Tujuan: menemukan kombinasi audience × kreatif dengan CPA di bawah target & CTR sehat.
- Kontrol granular: Kamu ingin memastikan setiap audience mendapat jatah tayang adil (menghindari cannibalization). ABO memudahkan “apel lawan apel”.
- Retargeting kecil: Pool audiens terbatas (mis. 7–14 hari), jadi kamu ingin menjaga frekuensi tanpa disalip ad set lain.
Kapan Pakai CBO?
- Hari 15–30 (Scale): Sudah ada 1–2 ad set dengan performa stabil ≥3–5 hari. Kamu ingin naik dari 100–150rb ke 300–500rb/hari tanpa merusak CPA.
- Banyak ad set kandidat: Kamu punya beberapa audience layak (Broad, LAL 1–3%, Interest cluster) dan ingin otomasi alokasi budget agar porsi terbesar mengalir ke yang paling efisien.
- Optimasi volume: Kamu mengejar lebih banyak konversi per hari. Semakin besar volume mingguan, semakin stabil pembelajaran (semakin mendekati ±50 konversi/minggu per ad set/campaign, semakin baik).
Risiko & Cara Menghindarinya
- Di CBO, ad set “kelaparan” (starving): Ad set baru/lebih kecil bisa kurang tayang. Solusi: aktifkan min/max spend per ad set (hanya bila perlu), batasi jumlah ad set per CBO (2–4 dulu), dan hindari menambah ad set besar?besaran sekaligus.
- Di ABO, fragmentasi & overlap: Terlalu banyak ad set mirip bikin audience overlap dan CPM naik. Solusi: satukan interest yang serumpun, gunakan exclusion antar ad set, atau pindahkan winner ke CBO broad untuk skalabilitas.
- Learning phase bolak?balik: Edit besar (budget ×2, ubah targeting, ganti bid strategy) memicu relearning. Solusi: naikkan budget 20–30% bertahap; kumpulkan data beberapa hari sebelum perubahan berikutnya.
Setting Singkat di Ads Manager (Meta)
- ABO: Budget di Ad Set level. Gunakan Lowest Cost/Highest Volume untuk start; uji Cost Cap jika CPA mulai melar.
- CBO: Aktifkan Campaign Budget Optimization di level Campaign. Mulai dengan 2–3 ad set terbaik (Broad, LAL 1–3%, Interest gabungan), Advantage+ Placements (default), lalu skalakan bertahap.
- Event & Objective (CPL/Lead): Pakai objektif Leads (Conversions) dengan event yang paling dekat ke komisi (mis. CompleteRegistration/SubmitApplication). Pastikan pixel/CAPI rapi agar algoritma percaya diri.
Ringkasnya: ABO untuk menemukan winner dengan kontrol rapat. CBO untuk memperbesar winner dengan efisiensi. Mulai testing di ABO, pindahkan pemenang ke CBO saat data stabil, lalu scale bertahap agar CPA aman.
Tahapan Scaling Budget: Step-by-Step dari Rp50rb ke Rp500rb
Berikut ini adalah step by step untuk scalling campaign, yaitu:
Testing: Hari 1–7 dengan budget Rp50.000
Pada tahap ini, Anda belum menargetkan konversi atau penjualan. Budget Rp50.000 dipakai untuk mengumpulkan sinyal bagi algoritma Meta dan memvalidasi dua hal inti: (1) ad creative mana yang CTR?nya paling tinggi (indikator relevansi), dan (2) audience mana yang CPM?nya paling murah (indikator efisiensi jangkauan).
Praktik yang dilakukan:
- Uji ≥3 ad creative dengan angle/visual berbeda pada struktur ABO agar distribusi adil per audience.
- Bandingkan interest vs behavior (engagers/visitors), minimalkan overlap dengan exclusion bila perlu.
- Pantau CTR, CPM, engagement rate per ad & ad set. Abaikan CPA sementara; fokus pada pola performa yang konsisten 2–3 hari.
Tujuan keluaran fase ini:
- Daftar top?2 creative berdasarkan CTR tertinggi.
- 1–2 audience dengan CPM terendah dan stabil.
- Catatan setting (placement, format, copy) yang membantu menekan CPM tanpa mengorbankan CTR.
Budget mulai naik: Hari 8–14
Pada fase validasi ini, Anda sudah memiliki kandidat creative dan audience dari tahap testing. Naikkan budget secara bertahap (20–30% per hari) agar distribusi tayang tetap stabil. Kenaikan bertahap (misal dari Rp100.000 ke Rp130.000) penting agar ad set tidak masuk ke Learning Phase ulang, yang bisa merusak performa. Lonjakan besar sering membuat sistem mengulang pembelajaran, menaikkan CPM/CPA, dan menurunkan volume konversi sementara.
- Dari Rp50.000 ke Rp100.000–Rp150.000 (naik 20–30% per hari)
- Analisa iklan dengan performa terbaik; pertahankan 1–2 creative pemenang
- Tambah budget maksimal 20–30% per hari; hindari mengubah targeting/placement/bid bersamaan
- Pantau cost per conversion & ROAS minimal 2–3 hari sebelum menaikkan lagi
Scale up: Hari 15–30
Di level budget Rp300.000–Rp500.000, Anda tidak bisa lagi bergantung hanya pada Interest Targeting. Ini adalah fase wajib untuk Scale-Out menggunakan Lookalike Audience (LAA) dari data piksel (misal LAA ViewContent atau LAA Add-to-Cart). Interest sempit cepat mencapai frekuensi tinggi dan kelelahan, sedangkan LAA memperluas jangkauan berbasis sinyal perilaku yang lebih akurat.
- Naikkan budget ke Rp300.000–Rp500.000 (bertahap 20–30%/hari) atau migrasikan winner ke CBO agar distribusi lebih efisien.
- Bangun LAA 1%–3% dari event prioritas (ViewContent, Add-to-Cart, Lead); uji per lapisan (1% vs 2–3%) dan bandingkan dengan Broad. Gunakan exclusion untuk pembeli/lead existing.
- Jalankan retargeting bertingkat (Engagers 7 hari, ViewContent 14 hari, Add-to-Cart 30 hari) dengan frequency cap yang wajar.
- Pertimbangkan manual bid (Cost Cap/Min ROAS) jika CPA mulai melar; mulai dari Lowest Cost lalu eskalasi hati?hati.
- Refresh creative rutin (7–10 hari) untuk menjaga CTR; pertahankan pemenang sambil merilis variasi baru.
Tabel 1. Tahapan Scale-Up
|
Hari |
Budget Harian |
Fokus Utama |
Tips Tambahan |
|
1–7 |
|
Tes audience & konten |
Hindari optimasi berlebihan |
|
8–14 |
Rp100–150rb |
Validasi performa |
Naikkan budget bertahap |
|
15–30 |
Rp300–500rb |
Ekspansi & retargeting |
Bangun lookalike audience |
Baca juga: Tips Membuat Video Review di TikTok
Kesalahan Saat Scaling dan Cara Menghindarinya
Beberapa kesalahan yang sering terjadi saat scaling budget untuk campaign adalah:
- Naikkan Budget Terlalu Cepat, dimana kenaikan drastis bisa bikin iklan masuk learning phase ulang.
- Tidak Uji Audience Baru, alhasil audience overlap bikin fatigue dan impression menurun.
- Tidak Gunakan Data, dimana keputusan scaling seharusnya berbasis metrik, bukan feeling.
Maka, agar hal tersebut tidak kamu lakukan maka kamu perlu melakukan hal-hal berikut ini:
- Lakukan A/B testing sebelum scale-out
- Gunakan tools analitik untuk tracking
- Hindari mengubah banyak variabel sekaligus
Baca juga: Penerapan Internal Link dalam Strategy SEO Affiliate
Tips Mengoptimasi Iklan Setelah Scaling Berhasil
Scaling bukan titik akhir. Setelah budget besar, kamu justru harus lebih cermat mengoptimasi agar budget yang kamu gunakan menghasilkan ROI yang sesuai, bukan hanya sekedar menambah pengeluaran kamu tanpa hasil. Jadi, ini yang harus kamu lakukan untuk optimasi selanjutnya, yaitu:
- Cek audience breakdown: usia, lokasi, interest
- Lakukan retargeting dengan konten personalisasi
- Perluas channel: Google Ads, Native Ads, TikTok Ads
Scaling campaign bisa jadi momen besar dalam perjalanan kamu sebagai advertiser. Tapi ingat, prosesnya harus dilakukan secara bertahap, berdasarkan data, dan penuh strategi.
Dengan mengikuti langkah-langkah dalam artikel ini, kamu bisa naik dari budget harian Rp50.000 ke Rp500.000 dengan hasil yang stabil dan berkelanjutan. Jadi, siap hasilkan banyak komisi dari scalling campaign?
Untuk informasi terkait platform advertising yang sesuai dengan tujuan scalling campaign kamu, jadi bagian dari Accesstrade dengan update campaign terbaru, tips & trick optimasi campaign affiliate, dan tentunya komunitas yang suportif akan membantu kamu untuk mendapatkan komisi lebih banyak.
Daftar sebagai Publisher Accesstrade sekarang
Tunggu apalagi, segera gabung jadi Publisher Accesstrade dan tingkatkan komisi dengan program-program affiliate disini.
.