3 Perbedaan Buzzer dan Influencer yang Umum Terlihat
Seringkali kita mendengar istilah buzzer dan influencer di media sosial, terlebih mendekati tahun politik di Indonesia. Keduanya tidak lain merupakan salah dau produk atas masifnya informasi serta isu yang ada di sosial media. Jelasnya, baik buzzer dan influencer merupakan individu yang aktif menggunakan media sosial demi kepentingan tertentu dengan cara menarik perhatian pengguna atau pengikut mereka.
Walaupun secara sederhana pengertian di antara keduanya sama, di balik pengertian tersebut terdapat perbedaan antara buzzer dan influencer. Umumnya unfluencer dikenal sebagai individu yang menyebarkan informasi baik secara informatif maupun persuasif kepada followersnya dengan berbagai pilihan konten yang telah dibuat tanpa atau dengan mengaitkan isu yang ada di media sosial.
Sedangkan buzzer dapat didefinisikan sebagai seseorang atau sekelompok orang yang bertugas untuk memposting konten ataupun komentar kepada suatu produk atau isu (biasanya politik) di sosial media secara berulang kali dengan maksud dan tujuan agar konten yang disebarkan berhasil menarik perhatian pengguna media sosial. Dengan kata lain, influencer merupakan individu yang menawarkan berbagai konten kepada followernya tanpa atau mengikuti isu tertentu di sosial media. Sedangkan buzzer merupakan sekelompok orang yang menyebarkan informasi politik, ataupun isu untuk tujuan tertentu agar menarik perhatian publik.
Apa itu Buzzer dalam Marketing?
Meskipun banyak literatur yang mengatakan bahwa buzzer sering kali diganakan jasanya untuk politik atau isu yang beredar. Jasa buzzer saat ini sering juga digunakan untuk kepentingan bisnis hingga perseorangan untuk memperkenalkan suatu produk. Jasa ini disebut dengan buzzer marketing, contoh dari penggunaan jasa ini adalah ketika pemilik bisnis menyewa jasa buzzer digunakan untuk media promosi. Cara kerjanya, para buzzer ini menyatakan komentar atas produk bisnis yang telah dikeluarkan dengan menggunakan banyak akun.
Dengan kata lain buzzer marketing ini dapat disebut sebagai jasa yang digunakan untuk menarik awareness pengguna sosial media atas suatu produk. Sehingga, algoritma media akan tercipta dan memungkinkan produk yang telah dikomentari menjadi viral dan trending di media sosial. Ketika konten tersebut viral, hal ini dapat membawa produk bisnis tersebut mendapatkan keuntungan dari hasil penjualannya.
Dari definisi dan cara kerja buzzer ini, dapat dikatakan bahwa profesi atau jasa buzz marketing ini merupakan seseorang yang menggunakan berbagai platform media sosial untuk kepentingan promosi atau pemasaran produk.
Apa itu Buzzer Menurut Para Ahli
Jika secara umum buzzer merupakan sekelompok orang yang menyebarkan informasi dengan maksud dan tujuan tertentu. Menurut para ahli, salah satunya Pengamat media sosial Jeff Staple menjelaskan bahwa buzzer merupakan individu yang mampu melayangkan opini agar dirinya didengarkan, dipercaya, dan membuat orang lain bereaksi setelah mengetahui opini tersebut.
Dengan kata lain, seorang buzzer di media sosial marupakan perseorangan yang aktif di media sosial yang mampu memberikan pengaruh pada orang lain melalui komentar di laman pertama media sosial baik menggunakan kalimat, gambar, ataupun videotape yang diposting. Hal tersebut merupakan karakteristik utama dari seorang buzzer media sosial, karena pada dasarnya buzzer harus mempunyai kemampuan mempengaruhi orang lain.
Selain itu, melalui penelitian pada The Global Disinformation Order 2019 Global Inventory of Organised Media Manipulation, mengemukakan bahwa jasa buzzer merupakan salah satu instrumen yang digunakan pemerintah untuk tujuan memanipulasi opini publik. Biasanya jasa ini digunakan pemangku politik guan propaganda komputasi, dan demi mencapai tujuan politik yang telah ditentukan.
Melalui dua pendapat ahli tersebut, buzzer cenderung diartikan sebagai orang atau kelompok yang menggiring opini publik terkait kepentingan politik. Namun, sebelum menjadi alat politik buzzer saat awal kemunculannya merupakan kegiatan pemasaran, sama seperti apa yang berkembang saat ini. Dikemukakan oleh Kotler dalam bukunya bahwa buzzer merupakan sebuah kegiatan promosi (pemasaran) dimana sekelompok ataupun individu mendapatkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan, dengan menciptakan lalu menukarkan barang dengan satu sama lain bermodalkan nilai yang mereka utarakan.
Dengan hal ini, pada awalnya buzzer memang diperuntukan untuk pemasaran, namun semakin perubahan zaman dan kepentingan membuat buzzer dilirik oleh banyak pihak yang memiliki tujuan tertentu. Selain itu, terdapat beberapa karakter umum yang dimiliki oleh seorang buzzer. Diambil dari riset yang dilakukan oleh Centre for Innovation Policy and Governance tahun 2017 yang menguraikan bahwa ada empat karakter umum yang dimiliki oleh buzzer.
- Buzzer memiliki jaringan luas yang memudahkan mengumpulkan informasi-informasi krusial. Pengikut atau audiens dengan jumlah yang besar juga mampengaruhi karakteristik ini sehingga jaringan yang dicakup akan lebih luas.
- Buzzer memiliki kemampuan komunikasi yang baik guna melakukan interaksi antara audiens melalui perbincangan di media sosial yang sifatnya persuasif.
- Kemampuan sebagai content creator, seperti kemampuan jurnalistik dalam membingkai dan memilah informasi. serta
- Memiliki motif, seorang buzzer dapat bertindak karena dibayar atau sesuka hati mereka entah untuk sebuah ideologi maupun kepuasan. Buzzer pun tidak selalu seorang selebriti terkenal, cukup orang biasa yang angka pengikutnya lebih dari 2000 orang.
Apa buzzer melanggar hukum
Seperti yang diketahui, perubahan kegunaan yang sebelumnya merupakan salah satu media pemasaran untuk suatu barang. Pada saat ini buzzer diperuntukan untuk kepentingan politik yang bahkan tidak hanya untuk memasarkan paslon, namun juga dapat dipergunakan untuk kampanye-kampanye yang tidak baik untuk lawan politik. Namun hal ini justru menimbulkan tanda tanya apakah buzzer itu melanggar hukum?
dalam kacamata hukum tentunya buzzer tidak dapat dipidana sepanjang konten yang disebarkan atau komentar yang dilayangkan tidak melanggar hukum dan tidak menjadi persoalan bagi perseorangan. Apabila aktivitas buzzer di media sosial menyajikan informasi tidak valid yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan maka buzzer tersebut akan terkena hukum pidana.
Berapa Gaji Seorang Buzzer
Melihat pengertian dan kegiatannya, tentunya buzzer kini juga dapat disebut sebagai sebuah profesi. Beda halnya dengan influencer yang memiliki pengikut dan enggagement rate yang telah mereka bangun sedemikian rupa, sehingga bayaran untuk influencer cukuplah besar. Dapat dikatakan bahwa buzzer dibayar dengan jumlah yang jauh lebih kecil. Rata-rata penghasilan seorang buzzer saat ini berkisar Rp5-6 juta perbulan, dengan mengoperasikan banyak akun sosial media untuk menyebarkan sebuah isu ataupun sebuah produk, semakin banyak akun yang dikelola maka akan semakin banyak penghasilan yang didapat.
Apakah buzzer atau influencer dapat dikategorikan sebagai content creator?
Selain bayaran hal lain yang membedakan influencer dan buzzer adalah konten. Beberapa perbedaan mendasar adalah konten yang dihasilkan oleh influencer merupakan konten yang sesuai dengan karakteristik influencer tersebut, sehingga produk atau brand yang masuk sesuai dengan karakter yang diperlihatkan oleh influencer. Sehingga konten yang dihasilkan akan sesuai dengan target pemasaran yang ingin dicapai.
Berbeda dengan halnya influencer, buzzer lebih hanya berfokus pada satu konten entah mengenai sebuah produk, tokoh, peristiwa, atau sebuah kebijakan. Konten yang dihasilkan pun sedemikian rupa yang biasanya menggunakan tulisan persuasif hingga provokatif guna menarik perhatian pengguna media sosial. Maka dari itu, baik influencer ataupun buzzer dikategorikan sebagai content creator, walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Perbedaan Buzzer dan Influencer
Tidak hanya bayaran dan konten yang menjadi perbedaan buzzer dan influencer, secara umum berikut tiga perbedaan antara buzzer dan influencer:
1. Indikator keberhasilan
Secara indikator keberhasilan, buzzer memiliki tujuan yang pasti yaitu menyampaikan informasi seluas mungkin ke semua kalangan. Dengan target agar semua yang dilemaparkan atau disajikan di media sosial dalam bentuk konten mendapatkan atensi dari audiens.
Berbeda dengan influencer, yang dimana tujuan profesi ini sama halnya dengan buzzer yaitu menyebarkan informasi. Namun, ditambah beberapa hal yang menjadi karakter dari influencer tersebut demi memberikan pengikutnya sebuah keyakinan untuk menggunakan produk ataupun menerima opini yang mereka informasikan.
2. Engagement rate
Perbedaan mendasar lainnya antara buzzer dan influencer yaitu tingkat audiens atau engagement rate. Dapat dikatakan bahwa pola penyebaran informasi yang dulakuan oleh buzzer berulang sehingga audiens secara tidak langsung menghindari post yang ditampilkan seorang buzzer. Bukanlah hal yang buruk tentunya dengan pola penyebaran seperti ini, sebab di atara banyaknya audiens beberapa diantaranya merespon informasi tersebut.
berbeda halnya dengan engagement rate influencer biasanya mereka memiliki nilai yang lebih dan bahkan cenderung jauh lebih tinggi dibandingkan dengan buzzer. Hal ini dapat terjadi karena beberapa aspek salah satunya adalah interaksi yang sering dilakukan influencer melalui komentar hingga konten ke audiens.
3. Jumlah audiens
Hal terakhir yang sangat terlihat perbedaannya tentunya pada perbandingan jumlah pengikut (followers). Buzzer biasanya memiliki jumlah pengikut yang sedikit bahkan tidak memiliki followers sama sekali karena menggunakan akun anonim. Hal ini dapat terjadi sebab mereka bekerja dalam tim belasan orang dengan banyak akun yang harus dikelola. Maka dari itu bisa dibilang tidaklah mudah menjadi seorang buzzer, karena wajib menyebarkan konten hingga berujung trending ataupun viral dikalangan masyarakat.
Sedangkan influencer memiliki jumlah audiens yang banyak, mulai dari ribuan hingga jutaan. Dengan followers sebanyak itu alhasil mereka hanya perlu menggunakan konten yang terukur untuk mencapai tujuan mereka.
Anda juga dapat mengenali perbedaan kategori influencer berdasarkan jumlah followers disini : Tipe Kategori Influencer
Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan mengenai buzzer, dapat disimpulkan bahwa buzzer merupakan seorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk menyebarkan informasi dengan tujuan agar dibahas di khalayak terutama media sosial. Pengertian tersebut tentunya menjadi salah satu perbedaan buzzer dan influencer. Dimana, influencer merupakan seorang yang persuasif dalam memasarkan dan mengiformasikan suatu produk. Perbedaan mendasar yang lain adalah mulai dari bayaran, indikator keberhasilan, Engagement rate, dan jumlah audiens.
Lantas, dengan perbedaan ini, kalian ingin pilih yang mana, jadi influencer atau buzzer? Jika kalian ingin jadi influencer kalian dapat bergabung ke Accesstrade. Caranya begitu mudah, tanpa minimum jumlah followers dan langsung terhubung dengan ratusan campaign atau program dari brand ternama. Klik link berikut untuk daftar jadi influencer di Accesstrade: Social Media Affiliate Marketing untuk Influencer