Google Ads untuk Affiliate: Search vs. Display, Mana Campaign yang Tepat?

Jadi affiliate tidak harus mendapatkan konversi secara organik saja, namun kamu juga bisa melakukan booster campaign atau platform kamu menggunakan ads atau spesifik di Google Ads.
Kenapa ini google ads penting? Karena affiliate marketing di Google Ads itu ibarat memilih senjata untuk duel yang berbeda. Kamu bisa memanfaatkan Search Ads untuk mendapatkan calon pembeli yang sudah memiliki tujuan tertentu terhadap barang atau jasa.
Sedangkan untuk Display Ads untuk memperluas jangkauan dan mengejar mereka yang sempat melihat namun belum membeli. Jadi, Search dan Display Ads sama-sama saling mendukung journey calon pembeli. Lantas, kapan kamu bisa menggunakan campaign ini? Artikel ini akan membahas keuntungan Search dan Display Ads untuk affiliator.
Membedah Arena Google Ads: Karakteristik Search vs Display dari Kacamata Affiliate
Gambar 1. Tampilan Google Search Ads
Pernah kamu mencari sesuatu di Google dan mendapati iklan bersponsor seperti gambar diatas? Ya, itu adalah contoh tampilan dari Search Ads, dimana Google akan menampilkan iklan berdasarkan kata kunci yang kamu cari di mesin pencarian.
Atau seperti gambar dibawah ini dimana kamu membuka suatu website dan terdapat banner iklan di atas, samping, bahkan di bawah? Itu adalah Display Ads, dimana Google akan menampilkan iklan di platform GDN (Google Display Network) baik itu website, gmail, maupun Youtube, selama masih jaringan Google maka kamu bisa menemukan iklan ini.
Gambar 2. Tampilan Banner Google Display
Sudah terlihat bukan bagaimana Search Ads dan Display Ads bisa membantu meningkatkan nilai penjualan affiliate kamu. Dibawah ini adalah tabel singkat dari pro dan cons Google Ads.
Tabel 1. Pro-Cons Google Ads
|
Google Ads |
Pro (Kelebihan) |
Cons (Kekurangan) |
|
Search |
|
|
|
Display |
|
|
Sebagai tips, kamu bisa mulai dari Search untuk menangkap demand existing, kemudian gunakan Display untuk prospecting ringan & remarketing yang menjaga ingatan dan mendorong balik ke funnel. Jika kamu lupa apa maksud dari search intent, kamu bisa baca artikel Memahami search intent beserta jenis dan cara menentukannya.
Risiko Terbesar Affiliate di Google Ads, Hindari Jerat “Bridge Page” dan Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan.
Pada tabel di bagian kekurangan Search Ads, kamu disarankan untuk menghindari ‘Brigde Page’, sebenarnya apa itu bridge page? Adalah landing page atau halaman website yang berfungsi menjembatani ke merchant tanpa nilai tambah.
Jadi, kamu bisa membuat landing page atau halaman website yang lebih bermanfaat untuk calon pembeli. Beberapa hal yang perlu kamu persiapkan dalam membuat landing page untuk Google Ads yang akan kamu jalankan, seperti:
- Landing page milik sendiri dengan nilai tambah, seperti ulasan objektif, product knowledge, perbandingan fitur, atau pertanyaan-pertanyaan umum.
- Transparansi, kamu bisa menjelaskan kemitraan (disclaimer singkat) tanpa menyesatkan.
- User friendly, perhatikan kemudahan akses untuk pengguna kamu, seperti kecepatan halaman (loading load), navigasi jelas.
- Konten unik, hindari copy-paste dari merchant, tambahkan analisis, FAQ, dan tabel perbandingan.
- Klaim valid, hindari klaim berlebihan, seperti “100% gratis”, “Pasti Cocok”, “Pasti Untung”).
- Tracking, gunakan tag konversi yang valid tanpa redirect mencurigakan.
- Brand bidding, pahami aturan brand merchant (beberapa melarang bidding atas nama brand mereka).
- Pre-sell page lebih aman digunakan, dimana bertujuan untuk mengedukasi calon pembeli sebelum penjualan resmi.
Itulah hal-hal yang perlu kamu perhatikan untuk mempersiapkan landing page khusus agar semua Ads yang sedang dijalankan dapat di tracking hasil dan konversinya, otomatis kamu dapat melakukan improvement lanjutan jika kedepan ingin melakukan Ads kembali.
Baca juga: Landing Page: Kunci Publisher Affiliate Tingkatkan Konversi
Berikut ini adalah contoh landing page Accesstrade yang bisa kamu jadikan acuan untuk membuat konsep dari landing page Google Ads anti “Bridge Page”. Jika Anda tertarik untuk mengetahui bagaimana design atau konten yang menarik, bisa kunjungi landing page Accesstrade.
Gambar 3. Tampilan Landing Page Accesstrade
Dasar Google Ads untuk Affiliate: Pilih Search atau Display?
Setelah memahami perbedaan, pro dan cons, serta bagaimana landing page yang mendukung konversi kamu, agar kamu bisa menentukan dengan tepat sesuai kebutuhan dan tujuan campaign, berikut ini beberapa contoh studi kasus untuk membantu memahami cara memilih Google Ads.
Tabel 2. Contoh Skenario Campaign Google Ads
|
Affiliate |
Tujuan |
Ads |
Alasan |
Tipe Landing |
|
Penyedia Hosting/Domain (CPS) |
Intent tinggi (“beli hosting murah”) |
Search (utama) |
Intent komersial jelas, volume stabil |
Perbandingan paket + kupon |
|
Fintech Buy Now Pay Later (CPL/CPS) |
Mid to Low intent |
Search + Display remarketing |
Search (intent pencari pinjaman); Display mengejar pengunjung yang ragu |
Pre-sell edukatif + form |
|
Kursus Online (CPS) |
Top/Mid funnel |
Display (in-market/tema) |
Edukasi & bukti sosial menumbuhkan minat; Search menangkap demand terbentuk |
Review/ |
|
Search brand/non-brand spesifik |
Jika kamu masih bingung untuk menentukan campaign dan bagaimana optimasi konten existing landing page, artikel ini bisa membantu kamu terkait Optimasi Landing Page / Artikel Affiliate: Kunci Sukses Konversi Tinggi!
Jika kamu salah satu affiliate di Accesstrade dan ingin melakukan Google Ads pada salah satu campaign Accesstrade, seperti Allo Bank Affiliate Program, dimana secara organik belum mendapatkan hasil karena kompetisi queries atau keywords.
Kemudian kamu ingin melakukan A/B testing dengan menggunakan Google Ads dengan objective pembelian, maka kamu bisa memilih Search Ads dengan pengaturan berikut
- Objective : Pembelian.
- KPI : PayLater Approved (Validasi ketika user mendapatkan nominal limit).
- Ads: Search.
- Campaign Group: Exact Intent High "daftar paylater allo bank digital"
- Iklan: RSA (Responsive Search Ads) dengan 10–12 headline, 3–4 deskripsi; bisa tambahkan sitelink: “Perbandingan Paket”, “Diskon/Kupon”, “FAQ”, “Testimoni”.
- Penargetan Lokasi & Jadwal: Indonesia; bid adjustment jam konversi puncak (berdasarkan data).
- Bidding:
- Fase awal: Maximize Conversions (tanpa target) sampai ≥30–50 konversi.
- Fase stabil: tCPA/tROAS; gunakan Value Rules untuk memperhitungkan EPC berbeda per offer.
Tentunya kamu perlu memperhatikan berapa besar komisi yang diperoleh dari suatu campaign jika menggunakan Google Ads ya.
Cara Mengukur Atribusi Google Ads
Apa itu atribusi Google Ads? Adalah kontribusi dari Google Ads yang sedang dijalankan, bisa berupa:
- EPC (Earnings per Click), hitung total komisi ÷ total klik dari sumber, kamu bisa menggunakan untuk membandingkan traffic dari campaign yang dijalankan.
- CPA/Cost per Approved (khusus finansial), seperti Allo Bank Campaign dengan menghitung berdasarkan approval rate.
- ROAS/POAS (profit on ad spend) bila ada revenue share.
- Lag Conversion, banyak affiliate butuh waktu validasi; pantau jendela 7–30 hari.
- View-Through Conversions (VTC), disini Display Ads sering berkontribusi lewat VTC, maka laporkan terpisah dan hindari menggabungkan dengan click-through.
Setelah kamu menentukan atribusi Google Ads yang ingin kamu ukur berdasarkan macam-macam objective campaign, kamu bisa melakukan Eksperimen atau A/B di LP (headline, tabel, bonus) dan geotest (provinsi) untuk mengoptimalisasi campaign kamu.
Budgeting untuk Google Ads
Saat menjalan Google Ads, tentu Google membutuhkan waktu untuk mengarahkan iklan sesuai dengan setting Ads kamu, inilah proses learning Ads. Sebagai contoh:
Fase Validasi (Minggu 1–2)
- 70% Search (non-brand), 30% Display (remarketing saja).
- Tujuan: ≥30 konversi Search, kumpulkan audiens remarketing.
Fase Pertumbuhan (Minggu 3–4):
- 60% Search, 40% Display (prospecting ringan + remarketing).
- Nyalakan tCPA/tROAS di Search; Display tetap Max Conv dimana tCPA setelah ≥30 konversi/segmen.
Fase Skala (Berlanjut):
- Perluas keyword long-tail; lookalike/optimized targeting di Display; tambah variasi kreatif tiap 2 minggu.
Copy Writing yang Menarik untuk Google Ads
Tidak hanya menentukan audiences atau sasaran Ads, namun kamu juga perlu belajar untuk membuat copy writing yang menarik dengan memperhatikan hal-hal dibawah ini:
- Hook spesifik masalah:
Misalnya, jika kamu ingin mengangkat isu terkait kinerja website lambat, seperti pada bisnis hosting atau domain, maka kamu bisa membuat hook dengan pain point ni “Kecepatan situs lemot? Tunjukkan grafis before-after.”
Atau jika affiliate skincare, kamu bisa menunjukkan pain point dari audiences kamu, seperti “Jerawat emang bikin gak terawat! Serum ini merawat kulit berjerawat dalam 1 minggu penggunaan.”
- Review
Kamu bisa mengumpulkan rating, testimoni, atau studi kasus untuk mendukung performa dari campaign affiliate kamu.
- Insentif
Kamu juga bisa memberikan bonus atau reward, seperti kupon eksklusif/bonus atau skincare gratis untuk trial.
- Disclaimers
Jika ada hal-hal tertentu yang membutuhkan pengecualian, berikan dengan menggunakan kalimat singkat, jelas, tidak menutupi CTA.
- Ragam format Display
Selain itu kamu perlu membuat copy writing sesuai dengan rasio 1.91:1, 1:1, 4:5 dan beberapa varian teks untuk menghindari kejenuhan iklan.
Jadi, itu hal-hal yang perlu kamu persiapakan sebelum menjalankan Google Ads, baik itu Search Ads atau Display Ads. Jadi, beberapa hal yang perlu kamu perhatikan adalah hindari mencampur Search Ads dan Display dalam satu campaign ya. Dan usahakan memiliki beberapa creative agar menhindari ad fatigue.
Baca juga: Creative Fatigue: Cara Mengatasi untuk Content Creator
Siap menjalankan Google Ads untuk affiliate kamu? Gunakan template struktur kampanye di atas, lalu mulai dari Search Ads untuk menangkap niat, lalu aktifkan Display remarketing untuk menutup celah konversi.
Jika kamu ingin memaksimalkan pendapatan dari Search & Display? Gabung sebagai publisher dan dapatkan akses informasi pada campaign premium Accesstrade. Daftar sekarang dan mulai bangun campaign pertamamu hari ini.
.