Awas Kena Takedown! Panduan Lengkap Hak Cipta Gambar & Foto Gratis untuk Affiliate

Awas Kena Takedown! Panduan Lengkap Hak Cipta Gambar & Foto Gratis untuk Affiliate

Admin
insights Nov 17, 2025
SHARE ON
1764561903_panduan-lengkap-hak-cipta-gambar.png

Punya blog affiliate tapi masih suka “asal comot” gambar dari Google? 

Hati-hati, karena begitu blog kamu menghasilkan uang, penggunaan gambar di dalamnya dianggap komersial. Kalau salah pakai, kamu bisa kena takedown, komplain, sampai tuntutan hak cipta.

Kabar baiknya, kamu tetap bisa pakai stok foto gratis yang terlihat profesional dan aman secara legal—asal tahu caranya. Artikel ini akan membahas secara singkat dan praktis tentang hak cipta gambar dan cara memilih stok foto gratis yang aman untuk blog affiliate.

Kenapa Gambar di Blog Affiliate Bisa Jadi Masalah?

Begitu kamu menaruh:

  • link affiliate,
  • banner promosi,
  • atau CTA yang menghasilkan komisi,

maka blog kamu bukan lagi sekadar “blog pribadi”, tapi media komersial. Artinya, pemilik gambar bisa menganggap penggunaan gambarnya sebagai penggunaan bisnis.

Contoh situasi berisiko:

  • Mengambil foto produk dari Google, memotong watermark, lalu memakainya di artikel review.
  • Mengambil foto selebriti dari fanpage dan memakainya di artikel affiliate jam tangan.

Secara etika dan hukum, itu bisa dianggap pelanggaran hak cipta dan/atau hak atas gambar (right of publicity), walaupun kamu sudah mengedit sedikit gambarnya.

Selain risiko hukum, ada juga risiko SEO. Kalau pemilik gambar mengajukan DMCA Takedown ke Google, halaman blog kamu bisa dihapus dari hasil pencarian. Artinya, trafik organik—dan potensi komisi affiliate dari artikel tersebut—bisa hilang total hanya karena satu gambar yang salah pakai.

Masalah hak cipta ini tidak hanya berlaku di blog, lho. Kalau kamu juga mempromosikan link affiliate lewat media sosial seperti Instagram, aturan mainnya pun ketat, terutama soal musik dan visual. Jangan sampai akun yang sudah kamu bangun susah payah terkena pembatasan karena pelanggaran hak cipta.

Baca Juga: Cara Agar Tidak Kena Copyright di Instagram

Dasar Hukum Singkat (Versi Anti-Pusing)

Secara sederhana, gambar/foto adalah karya cipta. Pemegang hak cipta berhak mengizinkan atau melarang orang lain:

  • menyalin,
  • mendistribusikan,
  • menayangkan,
  • atau memodifikasi gambar mereka.

Edit sedikit (crop, ganti warna, tambah teks) tidak otomatis menghapus hak cipta. Jadi, memodifikasi gambar yang kamu ambil sembarangan dari internet tetap bisa jadi pelanggaran.

Catatan: bagian ini bukan nasihat hukum, tapi ringkasan praktis supaya kamu lebih waspada. Untuk kasus spesifik, tetap idealnya konsultasi dengan ahli hukum.

Pahami Dulu Istilah Lisensi Gambar

Sebelum berburu stok foto, kenali dulu beberapa istilah yang sering muncul:

  • Copyright / Hak Cipta
    Hak eksklusif pemilik karya. Kalau tidak ada info lain, anggap saja gambar itu dilindungi penuh.
  • Royalty-Free
    Kamu tidak perlu bayar per penggunaan, tapi bukan berarti gambarnya selalu gratis. Bisa saja perlu bayar sekali di awal, lalu bebas dipakai sesuai syarat.
  • Creative Commons (CC)
    Keluarga lisensi yang mengatur hal-hal seperti:
    • perlu atribusi (CC BY),
    • boleh/tidak boleh komersial (NC = NonCommercial),
    • boleh/tidak boleh dimodifikasi.
  • CC0
    Pemilik melepaskan haknya sejauh mungkin → sering dianggap seperti public domain. Ini umumnya paling fleksibel untuk penggunaan komersial.

Beberapa frasa yang wajib bikin kamu waspada antara lain “free for personal use” (biasanya tidak cocok untuk blog affiliate) dan “editorial use only” yang hanya aman untuk konteks berita/edukasi, bukan konten promosi.

Ciri Stok Foto Gratis yang Aman untuk Blog Affiliate

Supaya aman, cari stok foto yang memenuhi poin-poin ini:

  1. Jelas mengizinkan penggunaan komersial
    Biasanya tertulis “Free for commercial use” atau lisensi CC0.
  2. Tidak mewajibkan atribusi (atau atribusi jelas aturannya)
    Kalau wajib atribusi, pastikan kamu siap menuliskannya dengan format yang benar. Contoh sederhana: Foto oleh [Nama Fotografer] dari [Nama Situs] yang ditempatkan di dekat gambar atau di akhir artikel.
  3. Bukan “editorial use only”
    Hindari gambar dengan label ini untuk artikel yang jelas bersifat promosi/affiliate.
  4. Minim unsur sensitif
    Seperti wajah orang yang jelas terlihat, logo brand besar, atau tempat privat, karena kadang butuh izin tambahan (model release/property release).

Rekomendasi Situs Stok Foto Gratis untuk Blog Affiliate

Berikut beberapa situs stok foto gratis yang populer dan umumnya aman untuk penggunaan komersial, selama kamu mematuhi lisensinya:

  • Pexels
    Menyediakan foto dan video gratis dengan lisensi yang mengizinkan penggunaan komersial. Cocok untuk ilustrasi blog, banner, maupun konten sosial media.
  • Unsplash
    Banyak foto artistik berkualitas tinggi. Lisensinya ramah untuk penggunaan komersial, tapi tetap hindari penggunaan yang seolah-olah menyatakan dukungan dari orang/brand di foto.
  • Pixabay
    Koleksi besar foto, ilustrasi, dan vektor. Sebagian besar bisa dipakai secara komersial tanpa atribusi, tapi tetap baca halaman lisensinya.
  • Burst by Shopify
    Fokus pada bisnis dan e-commerce. Cocok banget buat blog affiliate yang bahas niche bisnis, fashion, dan produk fisik.

Sebelum download, selalu buka halaman lisensi/FAQ mereka dan baca bagian tentang “commercial use” serta larangan khusus.

Selain menggunakan situs stok foto di atas, terkadang kamu butuh gambar yang sangat spesifik atau unik untuk produk yang sedang kamu review. Jika stok foto gratis terasa terlalu umum, kamu bisa mencoba teknologi AI untuk membuat ilustrasi visual yang belum pernah ada sebelumnya.Kamu bisa lihat Cara Membuat Gambar Produk Affiliate Menarik dengan AI untuk membuat kontenmu jauh lebih stand out. 

Langkah Praktis: Cara Cek Lisensi Sebelum Memakai Gambar

Kamu bisa pakai alur sederhana ini tiap kali mau memakai gambar:

Pertama, pilih dulu situs stok foto yang kredibel seperti Pexels, Unsplash, Pixabay, atau Burst, lalu cari gambar yang relevan dengan niche artikel affiliate-mu. Setelah menemukan gambar yang cocok, jangan langsung download; buka halaman detail gambarnya dan baca bagian lisensinya. Di sana biasanya tertulis apakah gambar boleh dipakai untuk penggunaan komersial, apakah ada larangan tertentu, atau apakah gambar hanya boleh digunakan secara editorial.

Kalau setelah eksplor stok foto kamu tetap merasa belum menemukan visual yang benar-benar pas dengan angle artikelmu, kamu juga bisa mempertimbangkan membuat gambar pendukung sendiri dengan bantuan AI—misalnya untuk bikin background tematik, ilustrasi abstrak, atau mockup sederhana yang tetap merepresentasikan produk dengan jujur.

Jika lisensinya terasa aman, lanjutkan dengan menyimpan bukti lisensi: simpan link halaman gambar, catat sumbernya, atau ambil screenshot bagian lisensi. Terakhir, saat mengunggah ke blog, pastikan kamu sudah menambahkan atribusi bila memang diwajibkan oleh lisensi. Dengan langkah-langkah sederhana ini, kamu tetap bisa bergerak cepat sebagai blogger affiliate, tapi jejak legalnya tetap rapi kalau suatu saat ada komplain.

Penutup: Lindungi Bisnis Affiliate-mu, Bukan Cuma Trafik

Gambar yang bagus bisa meningkatkan CTR dan konversi, tapi kalau salah pakai, bisa merusak reputasi dan bisnismu sendiri.

Penggunaan gambar yang aman dan berkualitas adalah salah satu bagian dari optimasi website profesional. Selain gambar, pastikan kamu juga memperhatikan elemen teknis lainnya agar blog affiliate-mu semakin disukai Google dan mendatangkan trafik organik yang stabil.

Baca Juga: Cara Optimasi SEO untuk Website Affiliate Marketing

Dengan memahami hak cipta gambar, mengenali jenis lisensi, dan memakai stok foto gratis dari sumber yang tepat, kamu bisa membangun blog affiliate yang keren, profesional, dan tetap aman secara legal. Daftar menjadi publisher Accesstrade untuk artikel tips lainnya.

.
Muhammad Harist
Affiliate Specialist
Muhammad Harist telah menjadi SEO Specialist di Accesstrade selama 1 Tahun. Spesialisasinya adalah di Research & Development, Project Management serta Data Analytics. Selain itu, dia memfokuskan pekerjaannya untuk melakukan A/B testing dan membuat study case menghasilkan konversi yang tinggi dan stabil dari campaign affiliate marketing.
Artikel Terkait