Strategi Soft Selling vs Hard Selling di Facebook Pro untuk Promosi Produk Afiliasi

Strategi Soft Selling vs Hard Selling di Facebook Pro untuk Promosi Produk Afiliasi

Admin
Nov 07, 2025
SHARE ON
1763968641_1-strategi-soft-selling-vs-hard-selling-di-facebook-pro-untuk-promosi-produk-afiliasi.jpg

“Mau soft selling atau hard selling?”, pertanyaan wajar dari affiliator yang sering bingung untuk menggunakan strategi apa di Facebook Pro. Jawabannya tidak hanya semata-mata, “Soft selling saja” atau “Udah gas hard selling”, namun ada strateginya loh. Jadi, kapan kamu sebagai affiliator menggunakan soft selling vs hard selling copywriting di Facebook Pro?

Apa Itu Soft Selling dan Hard Selling?

Banyak affiliator pemula belum memahami bagaimana cara membangun strategi pemasaran yang efektif di Facebook. Dua pendekatan yang sering digunakan adalah soft selling dan hard selling. Keduanya memiliki karakteristik, kekuatan, dan waktu penggunaan yang berbeda.

Soft Selling

 

=> Soft selling adalah pendekatan penjualan yang halus, tidak memaksa, dan lebih fokus membangun hubungan serta kepercayaan. Strategi ini cocok digunakan untuk memperkenalkan produk dan membangun koneksi emosional dengan audiens.

Hard Selling

 

=> Sebaliknya, hard selling adalah teknik penjualan langsung yang bertujuan untuk mendorong audiens mengambil tindakan segera, biasanya dalam bentuk pembelian. Strategi ini efektif untuk promosi jangka pendek atau kampanye terbatas.

Tabel 1. Perbedaan aspek soft selling vs hard selling.

Aspek

Soft Selling

Hard Selling

Tujuan

Edukasi, trust building

Konversi cepat

Gaya komunikasi

Naratif, informatif, empatik

To the point, persuasif, mendesak

Waktu terbaik

Awareness & consideration stage

Decision & conversion stage

Format terbaik

Feed, reels, grup

Ads, Messenger, story

Dari tabel diatas bisa dipahami bahwa tujuan, pemilihan gaya bahasa, waktu antara soft vs hard selling berbeda, sehingga kamu perlu tahu apa itu funnel afiliasi sederhana. Dengan memahami funnel afiliasi, kamu bisa menentukan kapan menggunakan soft selling dan hard selling untuk konten affiliate kamu. 

Biar gaya tulisanmu makin variatif dan nggak cuma itu-itu aja, pelajari juga berbagai jenis copywriting beserta contoh lainnya yang bisa kamu adaptasi untuk status Facebook-mu.

Selain funnel afiliasi, kamu juga perlu memahami platform dimana Facebook menyediakan berbagai fitur: feed, grup, story, reels, hingga iklan berbayar. Memahami kapan dan bagaimana menggunakan soft atau hard selling sangat penting agar pesan promosi kamu tidak salah sasaran.

  • Soft selling: Bangun audiens di awal funnel. Cocok untuk feed dan grup Facebook.
  • Hard selling: Dorong keputusan beli di tahap akhir dengan story, atau chat Messenger, bahkan jika kamu memiliki budget lebih bisa menggunakan Facebook Ads.

Lantas, bagaimana cara menerapkan dua jenis teknik penjualan ini? 

Cara Menerapkan Soft Selling di Facebook Pro

Untuk soft selling, kamu bisa menggunakan beberapa ide konten berikut:

1. Storytelling yang Menginspirasi

Ceritakan pengalaman pribadi atau testimoni pengguna:

“Awalnya aku skeptis, tapi setelah pakai [produk], aku merasa perubahan besar dalam waktu seminggu.”

2. Edukasi Lewat Konten

Berikan tips, tutorial, atau fakta menarik yang relevan:

  • 5 Manfaat Minum Air Lemon di Pagi Hari
  • Tutorial penggunaan produk afiliasi

3. CTA yang Tidak Memaksa

Contoh: “Kalau kamu punya masalah serupa, kamu bisa cek solusinya di sini.”

4. Template Postingan Soft Sell

“Sejak kerja dari rumah, aku sering pegal dan susah tidur. Tapi sekarang udah nemu cara simpel buat relaksasi. Coba deh kamu cek ini.”

Kalau kamu masih sering buntu mau posting apa lagi biar feed nggak ngebosenin, coba intip kumpulan ide konten Facebook Pro ini buat stok referensi harianmu.

Cara Menerapkan Hard Selling di Facebook Pro

Berbeda dengan soft selling yang lebih edukasi, disini kamu bisa memberikan bumbu “urgensi”, harga, promo, seperti:

1. Gunakan Urgensi dan Scarcity

“Flash Sale! Hanya hari ini—diskon 60% untuk pembeli pertama!”

2. Headline Jualan yang Memikat

Contoh:

  • “Turun 5kg dalam 10 Hari?”
  • “Hemat 70% – Kursus Desain Canva Terbaik”

3. Fokus pada Keuntungan Produk

Highlight manfaat utama dan hasil cepat yang bisa dirasakan pengguna.

4. Template Iklan Hard Sell

“Mau wajah glowing dalam seminggu? Promo serum pencerah hanya Rp99.000 hari ini. Klik sekarang sebelum kehabisan!”

Tips Penting: Strategi CTA Anti-Spam

Meskipun Hard Selling tujuannya adalah konversi langsung, hindari menaruh link afiliasi telanjang (raw link) terlalu banyak di dalam caption. Algoritma Facebook cenderung menurunkan jangkauan postingan yang memicu orang keluar dari aplikasinya.

Sebagai solusinya, gunakan variasi CTA yang lebih aman seperti:

  • 'Link produk ada di kolom komentar pertama'
  • 'Cek Link di Bio No. 10'
  • 'Ketik "MAU" di komentar, nanti aku kirim link-nya via Messenger'

Cara ini menjaga postinganmu tetap dianggap 'ramah' oleh Facebook sekaligus meningkatkan interaksi di kolom komentar.

Masih sering bingung merangkai kata-kata buat jualan di sosmed biar nggak kaku? Simak panduan lengkap cara nulis caption untuk afiliasi supaya promosi kamu makin enak dibaca dan dilirik

Dibawah ini adalah tabel yang memberikan informasi kapan menggunakan teknik penjualan soft selling vs hard selling:

Soft Selling

Hard Selling

  • Bangun awareness
  • Edukasi audiens baru
  • Menumbuhkan kepercayaan
  • Audiens yang sudah kenal produk
  • Kampanye waktu terbatas
  • Remarketing & promo eksklusif

Kamu juga bisa menggunakan pendekatan hybrid, yaitu mulai dengan soft sell untuk membangun hubungan, lalu ikuti dengan hard sell saat audiens sudah siap membeli.

Baca juga: Strategi Organik FB Pro vs FB Page: Mana yang Lebih Cepat Menghasilkan Komisi Affiliate?

Studi Kasus Mini: Afiliasi Skincare di Facebook Pro

Produk: Skincare Brightening Serum

Gambar 1. Visualisasi soft selling vs hard selling.

Dari gambar diatas, menurutmu mana yang soft selling vs hard selling? Ya, gambar pertama adalah soft selling dan kedua adalah hard selling. Tentunya, fungsi dan tujuan yang ingin dicapai berbeda dari dua gambar diatas, dimana:

Gambar Pertama: Soft Selling, berfokus pada manfaat dan pengalaman, bukan pada produk secara langsung. Dengan nuansanya lembut, personal, dan menginspirasi, dimana menggunakan serum brightening menampilkan individu yang lebih percaya diri dalam menjalani hari-harinya.

Gambar Kedua: Hard Selling, fokus pada produk, hasil yang dramatis, dan ajakan untuk bertindak secara langsung dan mendesak dengan promo terbatas 50% OFF.

Sekarang kamu sudah paham kapan dan bagaimana menggunakan soft selling maupun hard selling di Facebook Pro, kan? Tinggal satu langkah lagi yaitu  mulai praktek dan dapatkan penghasilan dari rumah! Klaim sekarang!

Komisi Rutin dari Affiliator

 

.
Muhammad Harist
Affiliate Specialist
Muhammad Harist telah menjadi SEO Specialist di Accesstrade selama 1 Tahun. Spesialisasinya adalah di Research & Development, Project Management serta Data Analytics. Selain itu, dia memfokuskan pekerjaannya untuk melakukan A/B testing dan membuat study case menghasilkan konversi yang tinggi dan stabil dari campaign affiliate marketing.
Artikel Terkait