Pelajari Pentingnya URL Taxonomy pada Website, Serta Dampaknya untuk SEO

Pelajari Pentingnya URL Taxonomy pada Website, Serta Dampaknya untuk SEO

Admin
search engine optimization Dec 15, 2023
SHARE ON
1703226257_photo-artikel-37-1-large.jpeg

Apa itu taxonomy website? Taxonomy website, sering disebut sebagai URL taxonomy, mengacu pada struktur yang digunakan situs web dalam mengatur konten secara logis, sehingga pengguna dapat dengan mudah menjelajahi dan memahami tujuan situs web tersebut. 

Hal ini ditentukan oleh cara kamu mengatur subfolder dalam URL kamu. Sebelum, kita menyelami URL taxonomy, penting untuk memahami struktur URL. Pada contoh URL di bawah ini, perhatikan dua bagian terakhir (subfolder dan slug).

Setiap kali kamu menetapkan halaman induk, halaman baru kamu menjadi halaman anak dan memiliki halaman induk sebagai subfolder dalam URL. Saat membuat bagian berbeda di situs web kamu, penting untuk mencerminkan nama bagian tersebut di URL.

Perhatikan dalam contoh ini, bagian dari situs yang memiliki URL tersebut adalah “produk”. Jadi halaman lain dalam kategori tersebut mungkin:

  • https://www.perawatankulit.com/produk/toner
  • https://www.perawatankulit.com/produk/serum
  • https://www.perawatankulit.com/produk/moisturizer

Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih lanjut mengenai URL taxonomy yang memegang peran penting dalam membentuk struktur keseluruhan sebuah situs web, serta dampaknya pada SEO untuk membantu meningkatkan visibilitas situs web kamu dalam hasil pencarian.

Dampak Taxonomy URL terhadap Arsitektur Website

Taxonomy URL memiliki peran penting dalam arsitektur situs web kamu. Dengan menciptakan URL yang bersih dan mengikuti struktur yang dapat berkembang, kamu dapat memiliki arsitektur situs web yang lebih mudah di indeks oleh Google.

Contoh di bawah ini memberikan ilustrasi mengenai taxonomy URL yang baik dan taxonomy URL yang buruk. Contoh ini diambil dari Force-Directed Directory Tree Diagram milik Screaming Frog. Diagram ini mengambil semua URL pada sebuah situs web dan mengorganisasikannya berdasarkan taxonomy URL mereka.

Sumber: Search Engine Journal

Ini adalah cara terbaik untuk memvisualisasikan arsitektur situs web kamu, membantu kamu memahami struktur halaman dengan lebih baik. Dengan taxonomy URL yang baik, situs web kamu dapat membangun arsitektur yang mudah diakses dan dimengerti, memberikan kontribusi positif terhadap keterlibatan dan kinerja SEO situs web kamu secara keseluruhan.

Contoh Taxonomy URL yang Buruk

Pada contoh di bawah ini, situs web menggunakan WordPress dan menyertakan tanggal publikasi dalam taxonomy URL blog mereka. Contoh URL blog yang buruk ini termasuk:

  • https://www.perawatankulit.com/2021/05/04/blog-tentang-toner
  • https://www.perawatankulit.com/2021/04/18/blog-tentang-serum
  • https://www.perawatankulit.com/2020/12/30/blog-tentang-moisturizer

Penggunaan taxonomy URL seperti ini tidak ideal, karena tidak mengelompokkan postingan blog di bawah satu bagian tertentu dari situs web. Ini seperti ke supermarket mencari produk-produk segar dan menemukan apel di lorong bumbu dapur, zukini di bagian pembersih, dan bayam di belakang meja daging.

Dengan taxonomy URL yang buruk, tidak hanya sulit bagi pengguna untuk menavigasi situs web kamu, tetapi juga dapat merugikan upaya SEO dengan membuat indeks mesin pencari menjadi kurang efisien.

Contoh Taxonomy URL yang Teroptimasi

Pada bagian sebelumnya, kita dapat melihat dua silo konten yang terstruktur dengan baik. Situs web ini adalah situs perawatan kulit, sehingga bagian-bagian tersebut, yaitu:

  • Jenis-jenis perawatan kulit.
  • Kondisi kulit yang diobati.

Ini teroptimasi karena URL dengan jelas didefinisikan sebagai milik topik yang sama dan memiliki hubungan yang jelas satu sama lain. Beberapa contoh URL yang dioptimalkan meliputi:

  • https://www.perawatankulit.com/jenis-perawatan/wajah
  • https://www.perawatankulit.com/jenis-perawatan/tubuh
  • https://www.perawatankulit.com/kondisi-kulit/jerawat
  • https://www.perawatankulit.com/kondisi-kulit/eksim

Perhatikan bagaimana semua URL contoh di atas memiliki tema umum dengan menggunakan halaman induk yang sama.

Dengan menggunakan taxonomy URL yang teroptimasi seperti ini, situs web kamu dapat memberikan pengalaman pengguna yang terstruktur dan mudah dinavigasi, serta juga meningkatkan kinerja SEO dengan memberikan sinyal yang jelas mengenai hierarki dan relevansi halaman-halaman tersebut.

Bagaimana Google melihat Taxonomy URL?

Memiliki taxonomy URL yang bersih memberikan manfaat kepada Google dalam beberapa cara yang berbeda. Hal ini tidak hanya sebatas memiliki visualisasi situs yang menarik secara estetis.

1. Membantu Menghubungkan Content Silo

Mengelompokkan semua halaman terkait dalam silo konten yang terorganisir membangun dasar yang lebih kuat untuk situs web kamu. Google dapat memahami bahwa jika halaman situs web kamu dikelompokkan bersama, mereka harus terkait dengan cara tertentu.

Mari kembali ke contoh situs perawatan kulit sebelumnya. Dua silo konten di bawah ini mewakili halaman-halaman “jenis perawatan” dan “kondisi kulit” dari situ web perawatan kulit tersebut.

Sumber: Search Engine Journal

 

Google dapat memahami bahwa semua halaman dalam silo konten “jenis perawatan” terkait oleh tema umum, yaitu membahas jenis-jenis perawatan kulit. Hal yang sama berlaku untuk halaman-halaman kondisi kulit. 

Memiliki taxonomy URL yang terstruktur dengan baik membantu mengirimkan sinyal yang akurat kepada Google, sehingga Google dapat memahami hubungan setiap taxonomy URL tersebut.

Ini tidak hanya membuat navigasi situs menjadi lebih mudah, tetapi juga membantu meningkatkan visibilitas dan pemahaman situs web kamu oleh Google, menjadikannya faktor penting dalam strategi SEO yang efektif.

Baca Juga: Mengenal Pillar Pages dan Pentingnya untuk Diterapkan pada Strategi Blogmu

2. Membangun Internal Link yang Baik

Internal link merupakan alat yang sangat kuat ketika membahas taxonomy URL situs web. Mari lupakan sejenak tentang peringkat halaman (page rank) dan berbicara tentang relevansi topik.

Mengirimkan tautan dari halaman “jenis perawatan” ke halaman “kondisi kulit”, kita dapat benar-benar membantu pengguna dan Google menemukan hubungan antara kedua topik tersebut.

Berikut adalah contohnya, salah satu halaman “jenis perawatan” saya membahas perawatan wajah. Saya dapat membagikan sebagian dari halaman tersebut untuk membahas berbagai kondisi kulit yang dapat diobati dengan perawatan wajah.

Ini adalah peluang internal link alami yang berguna bagi pengguna dan Google. Prinsip yang sama dapat diterapkan pada salah satu halaman “kondisi kulit” yang membahas jerawat. Saya dapat menyisihkan sebagian dari halaman tersebut untuk membahas berbagai opsi jenis perawatan kulit untuk jerawat.

Membangun internal link yang alami seperti ini membantu Google memahami bagaimana berbagai konten dapat saling terkait. Kunci dari penggunaan tautan internal adalah menyertakannya dalam konten utama dengan teks pendukung di sekitarnya untuk memberikan relevansi kontekstual.

3. Memudahkan Navigasi Website

Dalam konteks cara Google melihat taxonomy URL, memastikan navigasi situs web menjadi lebih terstruktur adalah kunci untuk memberikan pengalaman pengguna yang optimal.

Taxonomy URL yang terorganisir dengan baik memungkinkan Google dan pengguna untuk dengan cepat mengidentifikasi hubungan dan hierarki antar halaman.

Sebuah struktur URL yang jelas dan bersih membantu pengunjung situs web kamu untuk menemukan informasi dengan lebih efisien, sementara Google dapat lebih mudah mengindeks dan memahami isi situs. 

Dengan mempertimbangkan pengalaman pengguna sebagai faktor penting dalam SEO, memastikan navigasi yang mudah dapat meningkatkan keterlibatan pengguna dan membantu situs web tetap relevan di mata Google, sehingga dapat mendukung strategi SEO yang efektif dan berkelanjutan.

Baca Juga: Panduan Lengkap Taxonomy Website Beserta Pengaruhnya di Affiliate Marketing

Tips untuk Optimasi Taxonomy URL

Ketika hendak mengoptimalkan taxonomy URL kamu, ada tiga prinsip utama yang perlu diingat, yaitu: dapat terukur (scalable), mudah diikuti oleh pengguna dan mesin pencari, serta mengatasi marketing funnel.

1. Menyesuaikan Struktur URL dengan Navigasi Website

Ketika kita membuat taxonomy URL, penting untuk memastikan bahwa strukturnya memudahkan penambahan halaman baru sesuai dengan konteks taxonomy tersebut.

Sebagai contoh, jika kamu mengelola situs web untuk sebuah perusahaan yang memiliki beberapa lokasi, kamu harus berhati-hati dalam mengatur struktur URL. Sangat mudah untuk membuat URL yang terlalu rumit dan tidak terkendali.

Banyak orang terjebak dalam upaya membuat halaman lokasi yang terlalu terorganisir. Sebagai contoh, jika organisasi kamu memiliki lokasi yang melibatkan beberapa provinsi dan beberapa kota, bagaimana kamu akan mengatur URL-nya?

Beberapa opsi termasuk meliputi:

Seperti yang kamu lihat, ada beberapa opsi dan URL-nya dapat menjadi cukup panjang dengan cepat. Penting untuk memutuskan sejak awal bagaimana kamu berencana untuk mengembangkan organisasi kamu.

Apakah kamu mengantisipasi pertumbuhan di masing-masing provinsi dan kota tertentu? Apakah kamu dapat menggunakan direktori berbasis provinsi yang lebih sederhana atau kamu memerlukan tingkat kota?

Keputusan ini harus didasarkan pada apa yang paling masuk akal bagi pengguna situs web kamu, dan pastikan taxonomy URL kamu mencerminkan hal tersebut.

2. Buat URL yang Mudah Dipahami User

Percaya atau tidak, memiliki taxonomy URL yang bersih ternyata juga penting bagi pengguna. Tentu saja, kamu ingin pengguna memiliki pengalaman mudah dalam menemukan konten di situs web kamu, bukan?

Menggunakan contoh di atas, jika pengguna mencari lokasi di dekat mereka, pengalaman mencari melalui situs web kamu seharusnya menjadi sederhana.

URL kamu seharusnya mencerminkan jalur breadcrumb (runut tautan) dari halaman sebelumnya. Kamu tidak ingin pengguna menganggap pengalaman situs web kamu adalah tumpukan sampah yang tidak teratur.

Dalam Webmaster Central hangout pada Januari 2016, John Mueller mengakui bahwa kata kunci dalam URL adalah faktor peringkat. Namun, ia mengurangi pentingnya sebagai faktor peringkat, menjelaskan pengaruhnya sebagai “sangat kecil”.

Mueller terus mengurangi pentingnya kata kunci dalam URL sebagai faktor peringkat, bahkan pada tahun 2017 menyebut kata kunci di URL terlalu berlebihan.


Sumber: Twitter John Mueller

 

Oleh karena itu, penting untuk membuat URL yang mudah dipahami oleh pengguna, fokus pada pengalaman pencarian mereka, dan menghindari berlebihan optimasi kata kunci dalam URL hanya untuk faktor peringkat yang dianggap John Mueller kecil tersebut.

3. Apakah Website Taxonomy sudah sesuai dengan Marketing Funnel?

Taxonomy URL kamu seharusnya selaras dengan bagaimana halaman dan konten situs web kamu terstruktur. Penting untuk merencanakan dengan baik saat membangun situs web dan melihat apakah halaman-halaman kamu menangani berbagai bagian dari marketing funnel.

Tahapan-tahapan tersebut mencakup:

  • Top Funnel: Kesadaran (awareness).
  • Mid Funnel: Pertimbangan (consideration).
  • Bottom Funnel: Tindakan (taking action). 


Apakah situs web kamu memiliki bagian konten berbeda yang membahas berbagai tahap proses pengambilan keputusan? Apakah bagian tersebut memiliki sub-bagian dengan lebih banyak konten? Apakah taxonomy URL kamu mencerminkan struktur breadcrumb dari halaman tersebut? 

Pertanyaan-pertanyaan ini membantu memastikan bahwa taxonomy URL kamu tidak hanya memberikan panduan yang jelas bagi Google, tetapi juga memastikan pengalaman pengguna yang terarah sesuai dengan alur pengambilan keputusan yang diinginkan oleh pengunjung situs web kamu.

Jika kamu ingin memperoleh lebih banyak informasi, panduan, atau tips seputar SEO lainnya, affiliate marketing, digital marketing, e-commerce, yang bermanfaat bagi kamu, pastikan untuk membaca artikel-artikel ACCESSTRADE lain di website kami.

Selain itu, ACCESSTRADE Indonesia juga memiliki grup Telegram yang menjadi wadah bagi para affiliator untuk mendapatkan informasi terkini seputar SEO dan affiliate marketing. Yuk, jangan lewatkan kesempatan bergabung dengan komunitas kami, langsung klik tautan di bawah ini ya!

 

Gabung Grup Telegram Kami Disini!

 

Artikel ini telah direview oleh: 

  • Muhammad Harist Abduh Nazili sebagai SEO Specialist di Accesstrade
  • Rizky Setyo sebagai Penanggung Jawab Content di Accesstrade

 

Sumber Feature Image: Freepik

Screenshot Dibuat oleh Tim Konten Accesstrade Berdasarkan Referensi dari Search Engine Journal

 

Rizky Setyo
Content Author
Berpengalaman dalam Affiliate Marketing sejak tahun 2017, hingga tahun 2023 sudah menjadi tim support Affiliate Marketing untuk campaign dari lebih dari 100 brand dan lebih 20.000 publisher.
Artikel Terkait