5 Kesalahan Desain yang Bikin Konten Affiliate Gagal Menghasilkan Komisi

Kamu sudah rajin bikin konten affiliate di media sosial, blog, bahkan landing page, tapi komisi masih seret. Sering kali masalahnya bukan di produk atau program affiliate, melainkan di cara kamu mendesain konten: visual yang bikin orang cepat skip, sulit dibaca, dan tidak cukup meyakinkan untuk mendorong klik link affiliate. Akhirnya, akun terlihat aktif, tapi komisi tidak jalan.
Berdasarkan pengamatan kami terhadap ribuan konten publisher di Accesstrade, artikel ini mengambil sudut pandang desain visual: bagaimana banner, layout, dan CTA memengaruhi cara orang melihat, memproses, dan percaya sebelum mengklik.
Dengan membahas 5 kesalahan desain konten affiliate yang paling sering bikin komisi gagal, kamu akan mendapatkan contoh, cara memperbaiki, dan checklist singkat untuk mengaudit desain kontenmu sendiri.
1. Desain Konten Affiliate Tidak Mobile-First
Pengguna Indonesia Mayoritas dari HP
Kebiasaan pengguna internet di Indonesia sangat mobile heavy. Artinya, kemungkinan besar kontenmu akan dilihat di layar HP yang kecil, bukan di monitor besar.
Ciri-ciri desain yang tidak mobile-friendly:
- Teks kepotong atau harus di-zoom untuk bisa dibaca.
- Layout yang rapi di desktop jadi berantakan di layar vertikal.
- Tombol atau link affiliate terlalu kecil untuk ditekan dengan jempol.
Dampak ke Komisi
Ketika desain tidak mobile-first alias tidak mudah dibaca di mobile phone, pengguna cepat lelah karena harus zoom in–out. Mereka akan skip sebelum sempat melihat benefit atau CTA, dan link affiliate tetap ada di sana tapi tidak tersentuh. Artinya, kamu seperti punya toko yang bagus, tapi pintunya sempit dan susah dibuka.
Lalu bagaimana agar kontenmu ramah bagi pengguna mobile phone? Ada 3 hal yang perlu kamu perhatikan:
- Apakah teks bisa dibaca nyaman di HP tanpa zoom?
- Apakah gambar tidak melebar terlalu besar hingga keluar layar?
- Apakah CTA muncul di layar pertama atau malah tenggelam di bawah?
Ingat, setiap platform media sosial punya aturan main visualnya sendiri agar terlihat pas di layar HP. Jangan sampai desainmu terpotong karena salah ukuran. Pastikan kamu sudah mengikuti panduan rasio desain untuk feed Instagram atau platform lainnya agar tampilan kontenmu tetap profesional dan enak dilihat.
2. CTA (Call-to-Action) Tenggelam dan Tidak Jelas
CTA adalah jembatan menuju komisi. Sayangnya, banyak konten affiliate yang CTA-nya “malu-malu” atau bahkan nyaris tidak kelihatan, padahal CTA itu penting agar mempermudah audiensmu mengakses link affiliatemu.
Kesalahan dalam membuat CTA pada desain diantaranya:
- Tulisan CTA generik seperti “klik di sini” tanpa konteks.
- Tombol CTA warnanya hampir sama dengan background.
- CTA diletakkan jauh di bawah, setelah teks panjang tanpa jeda.
- Di artikel blog, link affiliate disisipkan di tengah paragraf panjang tanpa penegasan visual.
Dampak ke Komisi
Tanpa CTA yang jelas, pembaca bisa saja paham produknya, tapi tidak tahu langkah selanjutnya. Mereka tidak terdorong untuk klik link affiliate. Akhirnya, kontenmu hanya jadi konten edukatif, bukan konten yang menghasilkan komisi.
Cara Mendesain CTA yang Menghasilkan Klik
Prinsip dasar CTA yang efektif itu menggunakan teks CTA yang spesifik dan berorientasi manfaat, misalnya: “Daftar sekarang dan dapatkan bonus khusus member baru”.
Selain itu, kamu harus buat tampilan CTA menonjol dengan memakai ukuran yang cukup besar, dan warna yang kontras (tetap on-brand, tapi tidak “hilang” di desain). Terakhir, tampilkan CTA di beberapa titik strategis, misalnya setelah penjelasan manfaat utama, di bagian tengah (setelah contoh/case study), dan di penutup konten.
3. Visual Terlalu Ramai, Fokus Produk dan Benefit Hilang
Estetik boleh, asal tidak mengorbankan fokus. Banyak creator mengejar feed yang estetik: banyak shape, icon, warna, dan efek. Sayangnya, ini sering membuat visual terlalu ramai dan membuat mata bingung.
Ciri-ciri visual yang terlalu penuh:
- Terlalu banyak ikon dan stiker promosi dalam satu desain.
- Teks muncul di banyak area kecil yang berbeda.
- Produk atau elemen utama (headline / CTA) tenggelam di antara dekorasi.
Sebenarnya, kamu nggak perlu jago desain grafis yang ribet untuk bisa cuan. Sering kali, desain yang sederhana justru lebih efektif menyampaikan pesan daripada yang terlalu 'nyeni' tapi membingungkan. Kamu bisa pelajari perbandingannya secara mendalam di artikel kami tentang perang desain minimalis vs estetik untuk melihat mana yang lebih ampuh mendatangkan klik.
Cara Menyederhanakan Visual Tanpa Kehilangan Daya Tarik
- Tentukan 1 fokus utama per desain: produk, benefit, atau CTA.
- Gunakan dekorasi secukupnya untuk mendukung, bukan mengalihkan perhatian.
- Manfaatkan whitespace (ruang kosong) untuk memberi jalur baca yang jelas ke mata.
Semakin mudah mata mengerti apa yang penting, semakin besar peluang orang memahami pesan dan akhirnya klik link affiliate.
4. Tipografi Buruk: Teks Sulit Dibaca
Teks Tidak Terbaca = Pesan Tidak Tersampaikan
Copywriting adalah senjata utama di konten affiliate. Sebagus apapun copywriting-mu, kalau tulisan tidak terbaca, maka copy-mu tidak akan bekerja.
Kesalahan tipografi yang sering terjadi:
- Menggunakan font dekoratif untuk teks utama.
- Menggunakan font terlalu kecil di HP.
- Kombinasi warna teks dan background yang tidak kontras (misalnya abu muda di putih).
Aturan Sederhana Tipografi untuk Konten Affiliate
Agar kontenmu gampang dibaca, gunakan maksimal 2 jenis font (1 untuk judul/headline, 1 untuk body text), atur ukuran font yang cukup besar dan nyaman di HP. Pastikan kontras warna cukup tinggi (misalnya teks gelap di background terang). Kamu bisa juga gunakan bold/italic seperlunya untuk penekanan, bukan di semua kata penting sekaligus.
Selain jenis font yang enak dibaca, kata-kata yang kamu susun di dalam desain (copywriting) juga harus 'nendang'. Percuma font bagus kalau kalimatnya membosankan. Coba gabungkan tipografi yang rapi dengan teknik membuat headline copywriting yang menarik agar audiens langsung berhenti scrolling begitu melihat kontenmu.
Jika mata pengguna nyaman, mereka akan bertahan lebih lama dan lebih siap menerima ajakanmu untuk klik.
5. Struktur Konten Berantakan
Desain Bukan Hanya Visual, Tapi Juga Alur Informasi
Struktur konten adalah bagian dari desain pengalaman membaca. Banyak konten affiliate yang informasinya sebenarnya bagus, tapi cara menyusunnya membingungkan.
Struktur konten yang berantakan biasanya langsung promosi kode diskon di awal tanpa menjelaskan dulu masalah yang dihadapi audiens. Atau, konten yang dibuat menjelaskan fitur panjang lebar tanpa menghubungkannya ke manfaat yang relevan dan tiba-tiba mengajak klik link di akhir, tanpa membangun alasan yang cukup kuat.
Struktur Konten yang Lebih Mengarahkan ke Komisi
Kamu bisa gunakan pola sederhana ini:
- Hook: Angkat masalah yang relate dengan audiensmu.
- Solusi: Jelaskan bagaimana produk bisa membantu menyelesaikan masalah itu.
- Bukti/Benefit: Jelaskan kelebihan atau contoh hasilnya.
- CTA: Ajak pembaca melakukan langkah konkret (klik, daftar, beli).
Untuk konten berupa landing page, struktur seperti ini sangat krusial. Penjelasan lebih lengkap tentang cara mengatur elemen landing page agar mendukung konversi bisa kamu pelajari di artikel landing page menghasilkan konversi.
Penutup
Dengan menghindari 5 kesalahan desain tersebut dan mulai menerapkan perbaikan kecil tapi terarah, kamu sedang membangun fondasi yang jauh lebih kuat untuk meningkatkan komisi affiliate.
Jika visual sudah aman, pastikan kamu mendaftar di tempat yang tepat. Gabung sekarang sebagai publisher di Accesstrade , di mana kamu bisa mendapatkan akses ke ratusan campaign dari brand ternama dan dukungan komunitas untuk memaksimalkan setiap desain yang kamu buat.
Saat desain kontenmu sudah lebih rapi, CTA jelas, dan funnel tidak bocor, setiap klik yang datang ke link affiliate punya peluang lebih besar untuk berubah menjadi komisi nyata.
.