Apa itu Social Media Marketing? Pelajari Definisi dan Strateginya Di Sini
Social media marketing ternyata tidak sesederhana itu loh. Proses social media marketing itu bukan sekedar cari ide konten, buat konten, dan upload konten loh. Nah, apalagi kamu ingin menghasilkan uang di social media melalui program affiliate marketing.
Oleh karena itu, kamu perlu mempelajari dan memahami beberapa hal. Tenang.. kamu tidak perlu bingung caranya. Kamu bisa mempelajari strateginya kok di bawah ini
1. Apa itu Social Media Marketing?
Social media marketing adalah proses marketing untuk mempromosikan dan menjual produk melalui platform social media. Proses marketing tersebut, seperti:
- Memperkenalkan atau launching produk baru
- Mempromosikan value brand atau produk melalui konten
- Berinteraksi dengan calon customer atau customer melalui fitur di media social, seperti kolom komentar dan direct message
- Dan lain-lain
Nah, semua hal di atas memerlukan skill social media marketing untuk me-manage social media tersebut. Tentu, tujuannya untuk merancang strategi dalam mencapai goals. Lalu, bagaimana merancang strategi untuk social media marketing? Yuk, pahami penjelasan berikut.
2. Strategi Social Media Marketing
Berikut tujuh langkah untuk merancang strategi social media marketing:
2.1. Tentukan Goals Social Media
Strategi yang paling pertama adalah menentukan tujuan atau goals social media. Goals ini yang akan mengarahkanmu dalam melaksanakan strategi social media. Oleh karena itu, tentukan goals yang jelas, realistis, dan terukur.
Lalu, bagaimana menentukan goals social media yang jelas, realistis, dan terukur? Kamu bisa menggunakan cara SMART dalam menentukannya. SMART adalah sebuah singkatan, yaitu:
Specific : Tujuan yang jelas dan tertentu
Measureable : Tujuan yang dapat diukur dengan metrik
Attainable : Goals yang memungkinkan untuk dicapai
Relevan : Goals social media harus relevan dengan business goals
Time-bound : Batasan waktu menjalankan strategi untuk mencapai goals
Misalnya, kamu adalah seorang affiliate marketer dengan fashion and beauty niche di Instagram. Kamu menentukan goals untuk meningkatkan awareness dan conversion. Goals awareness-nya adalah peningkatan 1000 followers dan total reach 100.000 selama 3 bulan. Kemudian, goals conversion-nya adalah 100 penjualan melalui referral link selama 3 bulan.
Mari kita analisis goals tersebut, apakah goals tersebut sudah sesuai SMART?
Specific : Meningkatkan awareness dengan kenaikan jumlah followers dan reach.
Meningkatkan conversion dengan kenaikan penjualan
Measureable : Peningkatan metrik followers sebesar 1.000 dan reach sebesar 100.000
Peningkatan metrik sales sebesar 100 penjualan
Attainable : Goals tersebut sudah sesuai dengan riset terhadap industri terkait dan
History performance social media-mu sehingga realistis dan achievable
Relevan : Goals relevan dengan business goals, yaitu ingin lebih dikenal sebagai
Influencer dan affiliate marketer fashion and beauty untuk menghasilkan penghasilan.
Time-bound : Batasan waktunya selama 3 bulan
2.2. Riset untuk Menentukan Target Audience
Target audience adalah sekelompok orang-orang yang akan tertarik dengan produk-mu. Mereka ini biasanya memiliki karakter yang sama sehingga mereka dikategorikan ke dalam suatu kelompok. Mereka ini juga bisa menjadi potential customer.
Mari kita lihat analogi berikut agar kamu lebih paham. Misalnya kamu adalah seorang affiliate marketer fashion and beauty. Nah, target audience-mu mungkin adalah sekelompok orang yang fashion and beauty enthusiast, punya masalah kulit, kurang percaya diri dengan penampilan, ingin tampil cantik, dan lain-lain.
Terus, gimana dong bisa mengetahui target audience? Nah, caranya adalah kamu perlu riset untuk menentukan target audience yang pas dengan brand atau akunmu. Berikut beberapa caranya:
2.2.1. Temukan manfaat dari produk
Pemahaman tentang produk bisa menentukan target audience. Alasannya karena kamu bisa mengetahui manfaat produk untuk menyelesaikan masalah kelompok tertentu. Lihat lebih detail cara menentukan produk di artikel ini
2.2.2. Riset buyer persona
Kamu bisa menggunakan buyer persona sebagai target audience-mu. Mereka adalah sekelompok orang yang ditargetkan sebagai potential customer untuk membeli suatu produk. Jadi mereka mungkin akan tertarik juga dengan konten-konten di social media-mu.
- Identifikasi usia, gender, lokasi, paint point, interest, occupation, dan lain-lain
2.2.3. Sesuaikan platform
Tiap platform bisa memiliki audiences yang berbeda-beda. Berdasarkan GWI, berikut data-data penting yang membantu dalam menentukan target audiences pada masing-masing platform:
1. Platform social media terbanyak digunakan adalah facebook di urutan ke-1 youtube urutan ke-2, Instagram urutan ke-4, Tiktok urutan ke-6, dan X (dulunya Twitter) urutan ke-12.
2. Tiga alasan utama dalam menggunakan social media adalah berkomunikasi dengan keluarga dan teman, mengisi waktu luang, dan membaca cerita baru.
3. Social media terfavorit adalah Instagram urutan ke-2, Facebook urutan ke-4, TikTok urutan ke-5, dan X urutan ke-7
4. 72,7% pengguna Facebook menggunakan Facebook untuk menghubungi keluarga dan teman.
5. 69.9% pengguna Instagram menggunakan Instagram untuk membagikan foto atau video
6. 79.9% pengguna TikTok menggunakan TikTok untuk melihat konten hiburan
7. 60.6% pengguna X menggunakan X untuk up to date dengan berita dan event terkini
8. Instagram adalah platform social media paling favorit, yaitu 24.4% dari jumlah pengguna media sosial di kalangan wanita 16-24 tahun
9. Instagram adalah platform social media paling favorit, yaitu 24.4% dari jumlah pengguna media sosial di kelompok pria 16-24 tahun
10. 16.9% social media user wanita berusia 55-64 tahun memfavoritkan facebook
11. 18% social media user pria berusia 55-64 tahun memfavoritkan Facebook
12. 14% social media user wanita berusia 16-24 tahun memfavoritkan TikTok
13. 8.95% social media user pria berusia 16-24 tahun memfavoritkan TikTok
14. Hanya 4.2% pengguna social media wanita berusia 16-24 tahun memfavoritkan X
15. Hanya 4.3% penggunaan social media pria berusia 25-34 tahun memfavoritkan X
2.2.4. Riset kompetitor
Berdasarkan hasil riset tersebut, kamu bisa menganalisis kompetitor untuk menemukan target audience mereka. Kalau bisnismu mirip dengan kompetitor, maka target audience mereka bisa cocok dengan brand kamu. Lalu, bagaimana menganalisisnya? Berikut beberapa pertanyaan untuk menganalisisnya:
- Siapa yang berinteraksi dan menanggapi postingan mereka?
- Bagaimana penggunaan bahasa mereka?
- Apa platform yang sering digunakan?
- Siapa yang paling banyak yang mengikuti mereka?
2.2.5. Analisis data
Kamu bisa menemukan target audience dari analisis data. Analisis data dari dashboard social media atau menggunakan tools tambahan untuk mendapatkan insight lebih. Bahkan, tools tambahan ini juga bisa digunakan untuk riset kompetitor.
3. Tentukan Metrik
Metrik adalah data untuk mengukur social media performance. Berikut jenis-jenis metrik social media:
- Reach atau jangkauan posting adalah jumlah pengguna social media yang melihat postingan-mu
- Impression adalah jumlah frekuensi postingan-mu tayang kepada pengguna
- Engagement adalah jumlah interaksi seperti, like, comment, share, dan save
- Video views yaitu berapa banyak video ditonton
- Followers growth adalah jumlah pengikut baru yang mengikuti akunmu dalam jangka waktu tertentu. Cara menghitungnya adalah jumlah followers saat ini dikurang dengan jumlah followers awal
- Followers Growth Rate adalah persentase atau tingkat kenaikan atau penurunan pertumbuhan jumlah followers di waktu tertentu
- Conversion rate adalah persentase atau tingkat dari jumlah orang yang convert untuk melakukan aksi di social media. AksI tersebut berupa pembelian, mendaftar sesuatu, mengisi form tertentu, dan lain-lain.
4. Buat Konten yang Menarik
Buatlah konten yang bagus. Definisi konten yang bagus adalah konten yang sesuai dengan goals, target audience, dan brand identity. Kalau kamu adalah individu yang menjalankan affiliate marketing, brand identity bisa diganti dengan personal identity atau personal branding.
Lalu bagaimana membuat konten yang menarik? Berikut beberapa tips nya:
4.1. Membuat strategi konten
Pembuatan strategi konten berawal dari goals social media. Jika goals-nya adalah awareness, maka pilihlah konten yang tidak hard selling atau direct selling. Namun, kamu bisa memilih konten yang berkaitan dengan brand voice, brand story, values, dan edukasi.
Jika goals-nya adalah conversion dengan generate sales, maka kamu bisa membuat konten yang hard selling atau direct selling. Konten yang berkaitan dengan produk baru, promosi, giveaway, dan lain-lain
Contoh adalah kamu seorang affiliate marketer dengan beauty and fashion niche di Instagram. Lalu, goals-nya adalah awareness. Nah, kamu bisa membuat konten edukasi, tips make-up dan skincare, make-up hacks, get ready with me, unget ready with me, daily life dan lain-lain.
Kamu bisa lihat contoh konten Instagram nadrifta berikut. Sebuah contoh konten yang bisa dikategorikan sebagai konten get ready with me.
Sumber: Instagram.com/nadrifta
4.2. Buat brand voice
Brand voice adalah gaya bahasa atau gaya komunikasi suatu brand kepada audiences nya. Tentunya, gaya komunikasi ini disesuaikan dengan target audience-nya. Kalau target audience-nya adalah millennial dan gen z, maka gaya komunikasi yang cocok adalah santai dan gaul.
4.3. Sesuaikan dengan content themes
Content themes atau tema konten adalah topik utama dalam mengatur pembuatan konten. Tema ini berguna untuk menjaga konsistensi, fokus, struktur, dan relevansi dalam pembuatan konten.
4.4. Video berdurasi singkat
Berdasarkan data Sprout Social tahun 2022, video berdurasi singkat 2.5% lebih menarik daripada video berdurasi panjang. Kemudian, sekitar 66% konsumen sangat memperhatikan dengan baik untuk konten berdurasi singkat.
Baca Juga: Cara Efektif Membuat Skrip Video Untuk Maksimalkan Hasil Affiliate Marketing-mu
4.5. Konten yang unik dan humanize
Konten-konten yang humanize bisa menarik emosi yang sesuai dengan audiences. Hal ini tentu menarik audiences untuk terlibat dalam konten tersebut. Maksud terlibat di sini adalah engage seperti, like, komen, share dan save.
Contohnya adalah konten Instagram nadrifta yang menampilkan POV seseorang yang habis berinteraksi dengan banyak orang seharian. Konten menunjukan sisi humanize, yaitu orang-orang umumnya akan lelah setelah berinteraksi seharian dengan banyak orang.
Sumber: Instagram.com/nadrifta
4.6. Kolaborasi dengan creator
Berdasarkan data Sprout Social Index, 25% konsumen akan mengingat brand yang berkolaborasi dengan influencer atau creator. Jadi, kolaborasi yang tepat dan bagus bisa meningkatkan traffic, meningkatkan brand awareness, menghasilkan konten yang bagus, dan mempengaruhi audience untuk beli produk,
Nah, hal yang perlu diperhatikan adalah kualifikasi creator karena konsumen aware dengan reputasi mereka. Oleh karena itu, pilih lah creator yang memang memiliki skill atau berpengalaman di bidang tertentu, serta terpercaya.
Kalau kamu ada seorang creator affiliate marketer, maka kamu sebaiknya memiliki keahlian dan pengalaman di niche atau bidang tertentu.Contohnya kamu seorang affiliate marketer atau creator di bidang fashion and beauty.
Kamu bisa mengasah skill dan pengalaman di bidang tersebut dengan rutin membuat konten seputar produk fashion atau beauty. Tujuannya agar kamu bisa dilirik brand dan berkolaborasi dengan brand.
Berikut contoh konten kolaborasi seorang affiliate marketer nadrifta dengan salah satu brand kecantikan.
Sumber: Instagram.com/nadrifta
4.7. Analisis kompetitor
Lakukanlah analisis kompetitor sebelum membuat strategi konten. Tujuannya agar kamu bisa mengetahui hal-hal yang dilakukan mereka, strategi mereka, perbandingan antara akunmu dengan mereka, hal-hal yang bisa di-ATM (Amati Tiru Modifikasi), dan lain-lain.
Caranya kamu bisa menggunakan tools social media atau kamu bisa melakukan riset secara manual di social media mereka.
5. Buatlah Konten dengan tepat waktu
Konten yang dibuat secara tepat waktu sangat penting bagi social media. Maksud tepat waktu adalah konten yang up to date, teratur dan aktif. Nah, berikut cara-cara membuat konten secara tepat waktu:
5.1. Susun content calendar
Content calendar ini bisa membantumu untuk merencanakan pembuatan konten secara teratur. Hal ini bisa mencegah kamu untuk membuat konten secara dadakan sehingga proses nya lebih terorganisir.
5.2. Posting di waktu yang tepat
Pilihlah waktu posting yang tepat. Waktu posting yang tepat adalah waktu yang audience-mu paling banyak aktif di social media. Selain itu, maksud waktu tidak hanya sebatas jam posting. Kamu perlu menentukan frekuensi konten dan hari atau tanggal yang pas untuk upload konten.
5.3. Tanggapi konsumen atau audience dengan cepat
Kamu sebagai pelanggan pasti menginginkan respon yang cepat. Oleh karena itu, kamu sebagai brand perlu merespon audiencemu secara cepat di social media. Hal ini bertujuan membangun interaksi atau engagement di social media
6. Evaluasi
Evaluasi strategi social media sangat penting dilakukan setelah menjalankan suatu strategi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui performance strategi social media.. Tujuannya agar kamu bisa menyesuaikan dan merubah strategi di periode berikutnya untuk mendapatkan perfomance yang lebih baik.
7. Berkolaborasi dengan tim lain
Tim social media adalah tim yang memahami audience dan konsumen secara online di media social. Namun, ada banyak insights lainnya yang diperoleh oleh tim social media. Nah, insight dan data tersebut bisa digunakan untuk improvement suatu bisnis melalui tim-tim lain.
Berikut tim-tim yang bisa berkolaborasi dengan tim social media:
- Tim sales
Insight social media dapat membantu tim sales dalam memahami customer journey secara digital.
- Tim sumber daya manusia
Tim SDM menjadi lebih terbantu dalam menyebarkan lowongan dan mendapatkan kandidat yang berkualitas.
- Tim product
Hal yang mungkin terjadi saat mengelola social media adalah request produk dari konsumen. Nah, tim social media bisa menyampaikan kepada tim produk. Tim produk bisa menindaklanjuti dengan cara meningkatkan fitur produk atau inovasi produk.
- Tim customer care
Informasi mengenai kecepatan dalam merespon dan volume respon ini bisa membantu tim customer care. Customer care bisa menemukan hal yang sudah bagus dan yang perlu ditingkatkan. Tujuannya untuk merespon customer lebih baik lagi.mon
“Yah, ternyata banyak banget ya yang perlu dipelajari. Jadi bingung kalau belajar sendiri”. Tenang… kamu gak belajar sendirian kok. Kamu bisa belajar dan tanya jawab sesama affiliate marketer dan ahli-nya melalui komunitas Affiliator Join komunitas Accesstrade di telegram
Nah, kalau kamu gak mau ribet, tapi kamu ingin menghasilkan uang melalui affiliate marketer. Yuk sini kita bantu dengan daftar di link ini.
Artikel ini telah direview oleh:
- Muhammad Harist Abduh Nazili sebagai SEO Specialist di Accesstrade
- Rizky Setyo sebagai Penanggung Jawab Content di Accesstrade
Sumber Feature Image: Freepik
Screenshot Dibuat oleh Tim Konten Accesstrade Berdasarkan Referensi dari Instagram yang tergabung dari publisher Accesstrade.
.